Kamis, 27 September 2012

PHYSIOTHERAPY


What is Physiotherapy?


Physiotherapy, also referred to as physical therapy, involves evaluating, diagnosing, and treating a range of diseases, disorders, and disabilities using physical means. Practiced by physiotherapists or physical therapists, it is considered within the realm of conventional medicine. Methods for diagnosis can vary, depending on the situation, though physical examinations and testing are often employed for evaluation. Treatments can include a wide range of practices, including massage, applications of heat or electricity, and assistance with using mobility devices such as walkers and crutches.

Assessment

Many specialists begin physiotherapy with an assessment of the patient's condition. This typically includes a review of a patient's medical history and a physical examination. Physiotherapists often consider the medical history review a subjective examination, since the patient's opinions or past experiences may influence it. They consider the physical examination, however, to be more objective, as observable and verified symptoms are the primary concern. The assessment stage may, in some cases, involve diagnostic tests to better evaluate the patient's condition and develop an effective treatment plan.

Diagnosis

Once testing is complete, then physiotherapists look at the results to determine the problems facing their patients. This can range from fairly minor issues, such as pulled or damaged muscles, to severe injuries or nerve damage that causes pain and lack of mobility. Other specialists may be consulted in physiotherapy to determine the best, comprehensive course of action for a patient, though this depends on the situation.

Treatment

Treatment is guided by the findings of the assessment. Based on the unique needs of the patient, physical therapists may employ various physiotherapeutic treatment options. Such methods can include musculoskeletal, cardiopulmonary, and integumentary or "skin-based" physiotherapy techniques. Physiotherapeutic treatment methods are constantly evolving as the field grows.
Common forms of treatment can include massage and the use of heat or cold to relax and help heal muscles. Mild electric shocks can also be used to stimulate muscles, which can help in recovery for some individuals. Recovery from accidents or surgery can require very restrained forms of treatment, to ensure further damage is not caused; physiotherapy often relies on patience while waiting for muscles and bones to recover.

Additional Treatments and Methods

In addition to the physiotherapeutic methods used in treatment, physical therapists often provide patients with guidance for using things like walking devices and mobility aids. This can include helping someone learn to use a wheelchair or adapt to the loss of limbs or paralysis during recovery. Good physical therapists work hard to help patients stay informed about their particular conditions and required treatments. Patient education is often a element key in the success of physiotherapy.

Becoming a Physiotherapist

To become a physical therapist in the US and many other countries, an individual must first obtain a graduate degree from an accredited physiotherapy program. Many educational institutions offer programs leading to the Doctor of Physical Therapy (DPT) degree. There are also programs that students can utilize to pursue a particular specialization within the industry, such as sports therapy or geriatric care. Upon completing a degree, graduates typically take national licensure examinations.

Selasa, 18 September 2012

PESAWAT UDARA








ROBOTIC








SISTEM SARAF MANUSIA










SHAOLIN KUNGFU







REHABILITASI STROKE


Rehabilitasi untuk penderita stroke

Stroke sebagai salah satu penyakit yang paling menakutkan karena hasil akhirnya yang bisa fatal baik meninggal dunia atau cacat tetap. Untuk itu penting bagi kita semua untuk mengetahui lebih dalam tentang penyakit stroke ini. Dalam artikel kesehatan tentang stroke ini akan dibahas segalanya tentang penyakit ini mulai dari epidemiologi, apa itu stroke, faktor resiko stroke, gejala stroke, cara menangani stroke, pencegahan stroke, obat stroke, harapan sembuh dari stroke dan menjalani kehidupan pasca stroke.


Jumlah Penderita Stroke Semakin Meningkat
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan oleh Yayasan Stroke Indonesia, masalah stroke semakin penting dan mendesak karena kini jumlah penderita Stroke di Indonesia terbanyak dan menduduki urutan pertama di Asia. Jumlah yang disebabkan oleh stroke menduduki urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59 tahun. Stroke merupakan penyebab kecacatan serius menetap no 1 di seluruh dunia.
Pada tanggal 29 Oktober diperingati sebagai hari stroke dunia, saat ini diingatkan bahwa 1 dari 6 orang menderita stroke dan hampir setiap 6 detik seseorang meninggal karena stroke . Organisasi Stroke Dunia mencatat hampir 85% orang yang mempunyai faktor resiko dapat terhindar dari stroke bila menyadari dan mengatasi faktor resiko tersebut sejak dini.
Badan kesehatan dunia memprediksi bahwa kematian akibat stroke akan meningkat seiring dengan kematian akibat penyakit jantung dan kanker kurang lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta di tahun 2030.
Di Amerika Serikat tercatat hampir setiap 45 detik terjadi kasus stroke, dan setiap 4 detik terjadi kematian akibat stroke. Pada tahun 2010, Amerika telah menghabiskan $ 73,7 juta untuk menbiayai tanggungan medis dan rehabilitasi akibat stroke.
Secara normal darah mengangkut oksigen dan nutrisi untuk sel – sel otak. Tanpa aliran darah , sel otak akan cepat mati. Setiap detik 32.000 sel otak yang tidak mendapat suplai oksigen akan mati.
Apa Itu Stroke
Stroke merupakan suatu penyakit defisit neurologis yang bersifat mendadak. Penyebabnya adalah gangguan pada aliran pembuluh darah di otak. beberapa hal yang dapat menyebabkan terganggunya aliran darah di otak antara lain adalah terbentuknya sumbatan pada pembuluh darah ( stroke iskemik ) maupun pecahnya pembuluh darah (stroke perdarahan), yang sama – sama dapat menyebabkan aliran suplai darah ke otak terhenti dan muncul gejala kematian jaringan otak.
Saat ini bukan hanya gejala kelemahan tubuh saja yang menjadi fokus utama tetapi bisa saja terkena gangguan pada fungsi kognitif seperti lupa mendadak, gelap satu mata, pusing, bicara pelo / cadel mendadak, gangguan menelan, kesemutan seluruh badan mendadak, gangguan keseimbangan mendadak.Stroke dapat menyebabkan gangguan baik fisik maupun emosional seseorang.
Apa Saja Faktor Resiko Terjadinya Stroke
Beberapa faktor resiko terjadinya stroke , antara lain :
A. Yang dapat dimodifikasi (diubah), seperti
  1 Merokok
  2 Alkohol
  3 Diabetes
  4 Hiperlipidemia (hiperkolesterol)
  5 Obesitas
  6 Penyakit Hipertensi yang tidak terkontrol dengan obat
    
B Yang tidak dapat dimodifikasi, seperti
  1 Komorbid dengan penyakit jantung (penyakit jantung koroner)
  2 Stenosis arteri karotis
  3 Penyakit anemia sel sabit
  4 Usia lanjut
  5 Pengguna obat –obatan anti pembekuan darah
  6 Memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi yang kronis (jangka waktu lama)
  7 Memiliki riwayat gangguan pembuluh darah
  8 Memiliki riwayat fibrilasi atrium
  9 Memiliki riwayat gangguan pembekuan darah
  10 Riwayat Stroke sebelumnya
 
Saat ini yang cukup memprihatinkan adalah meningkatnya kasus-kasus stroke pada usia muda yang diakibatkan tingkat stress yang tinggi dan kebiasaan pola hidup yang kurang sehat seperti sering mengkonsumsi makanan siap saji yang cukup banyak dan kurangnya olahraga.
Apa Itu TIA/ Stroke “mini”?
TIA merupakan suatu stroke yang berlangsung sesaat dan tidak menyebabkan gejala sisa apapun. Gejala berlangsung kurang dari 24 jam sehingga fungsi otak yang terganggu dapat kembali normal. Namun, TIA yang berulang dapat menyebabkan terbentuknya bekuan darah yang sewaktu-waktu dapat menyebar ke seluruh tubuh lewat pembuluh darah. Sekitar 1 dari 5 orang yang pernah mengalami TIA akan mengalami serangan stroke dalam waktu kurang lebih 3 bulan.  TIA harus diwaspadai sebagai kondisi kegawatdaruratan sebab tidak ada jaminan akan sembuh dan fungsi akan kembali normal. Oleh karena itulah meskipun gejala sudah menghilang tetapi tetap harus dicek kembali di RS karena tidak ada bedanya dengan penanganan stroke.
Kenali Segera Gejala Khas Stroke ( “Warning Sign” )
Perlu diingatkan lagi untuk gejala pada penderita stroke tidak hanya kelemahan tubuh saja yang menjadi fokus utama tetapi bisa terjadi gangguan pada fungsi kognitif yang bersifat mendadak, seperti
  • Mendadak mati rasa, kesemutan dan kelemahan pada wajah, tangan, atau   kaki,  pada satu sisi tubuh atau seluruh tubuh
  • Mendadak kebingungan, lupa mendadak, sulit berbicara ataupun sulit mengerti
  • Mendadak muncul masalah penglihatan pada satu atau kedua mata (penglihatan ganda, penglihatan gelap)
  • Mendadak kesulitan berjalan, dan kehilangan keseimbangan tubuh
  • Mendadak pusing berat tanpa sebab yang jelas  
Kita dapat mengenali gejala stroke dengan mudah dengan menggunakan tes FAST, merupakan sebuah singkatan yang terdiri dari
F ace — cek muka mereka, apakah saat tersenyum akan terlihat sudut mulut yang turun
A rms — dapatkah mengangkat kedua tangan, ataukah ada tangan yang lemah
S peech — apakah lancar berbicara dan dapat dimengerti, atau terdengar cadel
T ime — segera hubungi Rumah sakit terdekat. Semakin cepat maka Semakin baik
Kenali STROKE dengan FAST dan bertindak “FAST” (cepat) !
Tangani Stroke Dengan Cepat
Banyak persepsi yang salah dalam mengenal stroke, misalnya saat mengalami gejala stroke ada beberapa orang melakukan penusukan pada ujung – ujung jari menggunakan jarum dengan harapan akan mendapat kesembuhan. Namun bila hal tersebut dilakukan malah akan terjadi sebaliknya, dengan menusukkan jarum maka akan menyebabkan nyeri yang dapat memicu terjadinya kenaikan tekanan darah dan memperburuk keadaan stroke.
Ada juga yang memberikan ramuan – ramuan tradisional yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit dan menghilangkan gejala stroke, namun ada beberapa ramuan yang dapat menyebabkan gangguan pembekuan darah yang bila diberikan pada penderita stroke perdarahan akan memperburuk keadaannya. Oleh karena itu sebaiknya dihindari pemberian ramuan atau obat – obatan tradisional sebelum diketahui dengan pasti apakah stroke iskemik ( sumbatan ) atau stroke perdarahan.
“Waktu adalah Otak” itulah semboyan yang harus diingat oleh setiap orang, semakin cepat mendiagnosis dan mengobati maka tidak hanya menyelamatkan hidup tetapi dapat memulihkan keadaan semakin cepat.
Oleh karena itu semua maka sebaiknya bila muncul gejala stroke harus segera dibawa ke Rumah Sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan secepat mungkin untuk dapat mencegah terjadinya perburukan keadaan.
Tujuan dalam penatalaksaan stroke iskemik adalah menghancurkan dan menghilangkan bekuan darah yang terbentuk dan menghalangi aliran darah ke otak.
Untuk kasus perdarahan biasanya penatalaksaan hanya konservatif dan beberapa kasus membutuhkan penatalaksanaan dengan teknik operasi. Tujuan dalam penatalaksaan stroke perdarahan adalah menghentikan perdarahan secepatnya dan  menyingkirkan gumpalan darah yang terjadi di otak sehingga tidak terjadi penumpukan darah yang dapat memicu terjadinya peningkatan tekanan dalam otak.Beberapa indikasi untuk dilakukan tindakan operasi antara lain :
  1. Cukup luas dan terletak di pinggir
  2. Masuk ke ruang ventrikel
  3. Terjadi pada usia muda
  4. Terdapat kelainan arteri vena (Arteriovenous Malformation)
Apa Yang Dapat Dilakukan Untuk Mencegah Terjadinya Stroke
Stroke merupakan suatu hasil akhir yang dari suatu proses faktor resiko, oleh karena itu dalam pencegahan sebaiknya kita menitik beratkan pada menjaga , mencegah, dan mengatasi faktor resiko.
Sebagai contohnya adalah :
  1. Memperbaiki keadaan hiperlipidemi, dengan cara memperbaiki pola makanan dan meningkatkan aktifitas fisik (olahraga teratur), dapat pula dibantu dengan obat – obatan seperti golongan statin simvastatin, atorvastatin, dlsb) , atau kombinasi statin& antiplatelet (Pravastatin & Acetylsalisilic Acid (Novosta®) , dan lain sebagainya.
  2. Menghentikan konsumsi rokok
    Jangan menganggap remeh tentang pentingnya berhenti merokok. Untuk berhenti merokok tidak peduli sejak kapan mulai merokok, atau berapa banyak merokok.  Semakin cepat berhenti merokok maka akan menurunkan resiko stroke
  3. Menghentikan konsumsi alkohol
  4. Mengurangi obesitas dengan menurunkan berat badan sesuai berat badan ideal dan olahraga teratur
  5. Jika mempunyai penyakit diabetes, harus mengkonsumsi obat – obat diabetes teratur dan menjaga pola makan serta olahraga teratur
  6. Jika mempunyai penyakit hipertensi, harus mengkonsomsi obat – obatan hipertensi teratur sehingga dapat menjaga tekanan darah stabil
  7. Teratur berolahraga dan mengkonsumsi makanan sehat dan kaya nutrisi
  8. Rutin memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan
  9. Cegah kondisi stress
Masih Adakah Harapan Sembuh Dari Stroke
Stroke dapat sembuh sempurna atau tidak tergantung pada
Jenis stroke     : sumbatan atau perdarahan
Lokasi stroke
Besar atau kecilnya lesi
Faktor resiko
Bila lokasi di otak mengenai bagian – bagian yang sangat penting dan lesi cukup luas seperti pada batang otak maka prognosis kesembuhannya akan lebih buruk. Demikian juga jika stroke disertai dengan adanya fibrilasi atrium di jantung maka kemungkinan besar akan terjadi stroke berulang. Semakin faktor resiko tidak tertangani dengan baik maka prognosis akan semakin buruk.
Sebaliknya jika lokasi stroke di otak tidak mengenai bagian yang sangat penting dan luas lesi kecil dengan faktor resiko yang tertangani dengan baik maka stroke dapat sembuh sempurna
Oleh karena itu sebaiknya bila kita menemui gejala stroke maka sedini mungkin kita harus memeriksakan diri ke Rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan secepatnya, dan hindari persepsi yang salah mengenai stroke.
Bagaimana Menghadapi Kehidupan Setelah Mengalami Stroke
Banyak tantangan baru yang akan muncul setelah mengalami stroke, oleh karena itu jangan pernah menyerah dalam menghadapi tantangan tersebut. Marilah kita alami setiap pengalaman baru dari sisi yang berbeda.
Baik penderita yang selamat dari stroke maupun keluarganya akan mengalami sedikit kekuatiran saat kembali ke rumah. Para perawat khusus akan kuatir meninggalkan penderita tersebut sendirian saat di rumah, kuatir akan terjadi serangan stroke kembali dan lain sebagainya. Oleh karena itu sangat membutuhkan dukungan dari keluarga dan pihak tenaga medis sebagai tim.
Para penderita stroke yang selamat akan mengalami kesulitan dan keterbatasan saat melakukan aktifitas sehari – hari yang berdampak kepada hubungan, keintiman baik dalam pekerjaan maupun hobi. Oleh karena itu, mulailah mencari banyak manfaat , masukan dan saran dari kumpulan para penderita lain yang selamat dari stroke, perawat khusus dan para dokter profesional.
Para penderita yang selamat dari stroke dapat kembali bekerja bila sudah mengalami banyak perbaikan. Harus memulai hidup sehat dan menghindari semua faktor resiko yang ada.
Paska Stroke dapat meliputi :
  1. Farmakoterapi (obat-obatan ) 
    Tujuan pemberian obat adalah untuk mengurangi faktor resiko dan mencegah terjadinya serangan stroke berulang.
  2. Fisioterapi  ( Rehabilitasi )
    Tujuan Rehabilitasi ini adalah untuk mempercepat terjadinya pemulihan dan membantu mengurangi kecacatan yang terjadi. Fisioterapi ini tergantung pada tingkat kecacatan yang ditimbulkan akibat stroke
Rehabilitasi Stroke
Di AS, penderita stroke mencapai 700.00 dan hampit dua pertiganya membutuhkan rehabilitasi. Meskipun Rehabilitasi tidak menyembuhkan penyakit namun rehabilitasi sangat dibutuhkan untuk mencapai kondisi mandiri dan meningkatkan kualitas hidup. Begitu pula di Indonesia, saat ini begitu banyak korban akibat stroke yang mengalami gangguan dalam fungsi sehari-hari. Mari kita kenali beberapa hal yang dapat membantu kita pulih dari serangan stroke.
Apa sih Rehabilitasi paska stroke??
Banyak yang merasa bahwa rehabilitasi adalah sesuatu yang sia-sia namun, kita perlu pemahaman yang jelas mengenai tujuan dan apa saja yang dilakukan saat rehabilitasi.
Tujuan utama dari rehabilitasi stroke adalah mengembalikan status fungsional pasien,agar bisa mandiri sesuai kemampuan yang masih ada. Pasien diharapkan mampu melakukan kembali aktivitas sehari-hari seperti perawatan diri sendiri, kegiatan rumah tangga dan aktivitas sosialnya secara mandiri atau dengan bantuan minimal dengan menggunakan kemampuan diri yang masih ada.
Tujuan rehabilitasi ini dicapai melalui pendekatan pasien secara holistik oleh Tim Rehabilitasi. Tim rehabilitasi ini terdiri dari :
  • Dokter Spesialis Kedokteran Fisik & Rehabilitasi (SpKFR , dahulu disebut Dokter Rehabilitasi Medik).
  • Terapi fisik (fisioterapi)
  • Terapi okupasi
  • Terapi wicara
  • Konseling psikologi
  • Petugas sosial medis
Kapan harus dimulai rehabilitasi?
Pasien stroke sebaiknya mulai dikonsulkan ke dokter spesialis rehabilitasi (SpKFR) sejak hari pertama mulai perawatan di RS.
Hasil apa saja yang diharapkan dalam proses rehabilitasi
Perawatan bersama dengan Tim Rehabilitasi sejak awal bertujuan sebagai berikut:
Pada fase awal (akut) terutama adalah pencegahan komplikasi yang ditimbulkan akibat tirah baring (bedrest ) lama, seperti :
  1. Mencegah ulkus dekubitus (luka daerah yang punggung/pantat yang selalu mendapat tekanan saat tidur)
  2. Mencegah penumpukan sputum (dahak) untuk mencegah infeksi saluran pernapasan
  3. Mencegah kekakuan sendi
  4. Mencegah atrofi otot (pengecilan massa otot)
  5. Mencegah hipotensi ortostatik, osteoporosis dll.
Pada fase lanjut (rehabilitasi)
  1. Meminimalkan gejala sisa (sequelae) dan kecacatan akibat stroke
  2. Memaksimalkan kemandirian dalam perawatan diri dan aktivitas sehari-hari
  3. Kembali ke pekerjaan (back to work) sehingga diharapkan dapat berperan aktif dalam kehidupan seperti sedia kala
Terapi rehabiltasi untuk stroke
Kecacatan yang ditimbulkan tergantung pada bagian mana yang mengalami kerusakan akibat stroke, dan seberapa luas kerusakan tersebut. Secara umum kecacatan yang timbul dapat dikelompokkan menjadi 5 , antara lain :
  1. Kelumpuhan atau gangguan mengatur gerakan (motorik)
  2.  Gangguan perasa (sensorik) , termasuk nyeri
  3.  Gangguan bahasa (aphasia)
  4.  Gangguan berpikir atau daya ingat (memori)
  5.  Gangguan emosi.
Untuk dapat mengatasi masalah-masalah diatas tersebut maka kita dalam proses rehabilitasi paska stroke akan melakukan terapi secara holistik dan variasi, seperti terapi fisik, terapi okupasi, terapi wicara, konseling dan bimbingan rohani. Mari kita kenali terapi apa saja yang dilakukan saat rehabilitasi
Apa itu Terapi Fisik? Atau yang lebih dikenal dengan fisioterapis, merupakan bagian dari Tim Rehabilitasi Medik yang berperan dalam melatih pasien dengan gangguan postur, gangguan gerak dan masalah otot.
Tugas fisioterapis adalah :
  1. Membantu pasien dalam melakukan exercise atau manipulasi otot sesuai dengan masalah pasien, misalnya latihan penguatan otot, hydrotherapy, latihan keseimbangan dan koordinasi, latihan peregangan otot dll.
  2. Membantu pasien mengatasi masalah otot dengan alat-alat fisioterapi atas instruksi dokter SpKFR
Apa itu Terapi Okupasi? Adalah bagian dari Tim Rehabilitasi Medik yang berperan dalam:
  1. Membantu pasien melakukan gerakan motorik halus.
  2. Melatih pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti misalnya pindah dari duduk ke berdiri, mandi,berpakaian,makan dll.
  3. Melatih pasien melakukan gerakan adaptif dengan berbagai alat bantu.
  4. Membantu pasien dalam proses kembali bekerja (back to work).
Apa itu Terapi Wicara? Adalah bagian dari Tim Rehabilitasi Medik yang berperan dalam:
  1. Membantu pasien untuk berkomunikasi untuk membantu komunikasi misalnya dengan latihan pengucapan kata (artikulasi) atau komunikasi dengan alat bantu.
  2. Membantu pasien dengan gangguan menelan (disfagia) dengan latihan / maneuver khusus untuk mempermudah proses menelan.
Konseling Psikologi
  1. Membantu memberikan support mental bagi pasien saat pasien mengalami depresi.
  2. Melakukan tes intelektual (tes IQ) bila diperlukan.
Petugas Sosial Medis
  1. Melakukan evaluasi tempat tinggal dan pekerjaan pasien dan memberikan edukasi untuk mengatur tempat tinggal yang mempermudah pasien melakukan aktivitas sesuai kondisi pasien.
  2. Membantu mencarikan donatur bila ada pasien yang memerlukan biaya.
  3. Apabila diperlukan, membantu pasien untuk mendapatkan ketrampilan sesuai dengan kondisi pasien, agar dapat digunakan untuk mata pencaharian.

Minggu, 09 September 2012

-->
FISIOTERAPI OLAH RAGA


Anda sering merasa lelah dari kegiatan Anda. Tubuh Anda kaku dari kerja keras yang Anda lakukan setiap hari. Hal ini dapat menjadi lebih buruk. Aktivitas Anda mungkin memberi Anda beberapa cedera. Hal ini dapat memakan waktu cukup lama bagi Anda untuk pulih dari cedera Anda. Dibutuhkan lebih dari sekedar obat-obatan dan perawatan untuk sembuh dari luka Anda. Setelah perawatan medis yang Anda dapatkan dari dokter, Anda mungkin perlu untuk mengambil fisioterapi. Hal ini dapat membantu Anda untuk pulih lebih cepat. Melalui perawatan rutin dan latihan sederhana, tubuh Anda akan mendapatkan kembali kekuatan kembali. Fisioterapi akan membantu tubuh Anda untuk berfungsi seperti dulu.

Anda mungkin mengalami kecelakaan di masa lalu yang menyebabkan cedera permanen untuk tubuh Anda. Ini membuat Anda memiliki keterbatasan pada gerakan. Anda tidak dapat melakukan hal-hal sederhana yang orang lain dapat dengan mudah melakukannya. Fisioterapi dimaksudkan untuk membantu orang yang memiliki masalah dalam gerakan-gerakan tubuh mereka akibat penuaan, cedera, penyakit, atau masalah lainnya.

Penelitian menunjukkan fisioterapi yang membantu untuk meningkatkan potensi gerakan tubuh Anda. Setiap pasien memiliki sejarah yang berbeda dari cedera. Oleh karena itu, fisioterapi adalah pengobatan individu di mana setiap pasien menerima program yang berbeda. Olahraga juga dapat digunakan dalam fisioterapi. Ini membantu gerakan tubuh kita. Namun, tentu saja membutuhkan latihan fisioterapi olahraga yang berbeda. Pasien hanya perlu sebagian kecil dari latihan dengan latihan sederhana. Namun, fisioterapi olahraga yang dirancang khusus untuk kondisi pasien. Latihan ini dimaksudkan untuk membuat tubuh mereka bergerak seperti dulu. Hal ini akan meningkatkan tekanan darah dan pereda ketegangan otot. Ini akan membantu tubuh untuk mendapatkan kembali kekuatannya kembali dan pada akhirnya, pasien akan memiliki fungsi tubuh yang normal mereka.

Banyak pasien yang membutuhkan fisioterapi dalam proses pemulihan mereka. Hal ini membutuhkan waktu bertahun-tahun bagi mereka untuk kembali ke fungsi tubuh mereka dan gerakan. Namun, jauh lebih cepat daripada melakukan apa-apa dan mengharapkan keajaiban. Anda dapat menemukan berbagai jenis fisioterapi. Setiap negara membutuhkan perawatan sendiri. Oleh karena itu, Anda dapat menemukan berbagai jenis fisioterapi.

Salah satu program terapi fisik yang paling populer adalah kolam terapi. Pasien yang memakai terapi mereka di kolam renang. Terapi mereka melibatkan berbagai tingkat tekanan air. Anda juga dapat menemukan jenis lain fisioterapi yang melibatkan alat-alat panas, dingin, atau listrik.

Setiap program dirancang untuk cedera fisioterapi yang berbeda dan penyakit. Namun, pilihan terapi dimaksudkan untuk mengembalikan gerakan maksimum pasien dan fungsi. Melalui terapi biasa, mereka dapat pulih lebih cepat dan memiliki kehidupan mereka kembali.

Redakan radang sendi dengan terapi fisik

Apakah anda termasuk orang yang terkena radang sendi? Mari kita lakukan dengan terapi fisik...!!! beberapa pakar menyatakan bahwa terapi fisik dapat membantu penderita radang sendi mengatasi rasa sakit dan kesulitan bergerak akibat radang sendi. Terapis akan membantu memperbaiki fungsi fisik sehingga memudahkan anda melakukan aktivitas sehari-hari.





Beberapa manfaat dari terapi fisik:
·        Latihan Olahraga
Kegiatan olahraga yang tepat bisa mengurangi rasa sakit dan kekakuan pada persendian. olahraga berfungsi meningkatkan (Strengh) kekuatan otot, (Flexybility) kelentukan pada sendi, (Agility) Keseimbangan, Koordinasi dan () daya tahan.
Olahraga apa yang baik dan tepat...? Olahraga yang tepat bagi penderita perlu mempertimbangkan tingkat dari penderita, dengan kata lain perlu adanya pertimbangan kemampuan dan keterbatasan fisik penderita serta mendorong perbaikan secara bertahap. Dalam hal ini perlua adanya pakar/ahli olahraga sebagai terapis, terapis akan melihat, menganalisa, menilai dan memilih olahraga yang tepat untuk masing masing dari setiap penderita. Terapis akan mengajarkan pasien/penderita melakukan serangkaian gerakan guna meningkatkan kemampuan tubuh penderita serta latihan yang bersifat aerobik.
·        Teknik Perlindungan Sendi
Sendi memiliki ruang gerak secara maksimal sering disebut dengan ROM (Range Of Moment), Perlindungan terhadap sendi sangat penting untuk memperbaiki mobilitas persendian dan mengurangi resiko cacat sendi. Pada saat terapi fisik dilakukan alangkah baiknya jika pada persendian ini jangan sampai mengalami trauma (cedera ringan, stres) pada saat melakukan peregangan otot otot persendian. untuk mengurangi trauma terhadap persendian, sebaiknya mempertahakankan atau memperbaiki kemampuan otot-otot persendian. Perhatikan posisi tubuh, pastikan bahwa saat melakukan gerakan dalam posisi yang benar dan tepat. gerakan tubuh harus sesuai dengan kemampuan penderita jangan sampai aktifitas yang diberikan terlalu berlebih serta hindari penggunaan beban berat yang dapat membahayakan persendian termasuk beban tubuh penderita. gunakan terapis yang membantu penderita dalam teknik teknik perlindungan sendi ini.
·        Mekanisme tubuh
Perlu anda ketahui bahwa gerakan memiliki mekanisme kerja, Posisi tubuh yang benar membantu  mengurangi rasa nyeri pada persendian dan otot, pada saat otot peregangan (relaksasi) terhadap persendian akan mengurangi resiko terjadinya cedera. Perlu anda perhatikan bahwa lakukan secara sadar setiap gerakan yang anda lakukan baik itu saat duduk, berdiri, mengangkat, menggapai bahkan pada saat posisi terlentang. Posisi tubuh yang benar dan tepat sangat mempengaruhi terapi fisik yang anda lakukan. Seorang terapis dapat membantu memperbaiki kesadaran anda mengenai mekanisme tubuh yang benar.
·        Terapi suhu kurangi sakit
Suhu dapat digunakan untuk terapi, ada suhu panas dan suhu dingin. suhu ini dapat digunakan untuk meredakan ketidak nyamanan terhadap suatu penyakit, terutama pada persendian dan otot. mungkin anda bingung mau menggunakan terapi suhu panas atau suhu yang dingin. penggunaan terapi suhu ini tergantung pada jenis radang sendi serta gejala pada persendian atau otot, jenis trauma bengkak atau meradang. akan tetapi beberapa penderita lebih menyukai dengan menggunakan suhu panas dibandingkan dengan menggunakan terapi dingin (menggunakan es). namun alangkah baiknya apabila anda seorang penderita radang sendi berkonsultasi dengan dokter atau terapis yang benar-benar ahlinya.
·        Fungsi terapis pada saat latihan
Radang sendi memang terasa sangat sakit  pada persendian, otot-otot menjadi lebih lemah, pergerakan sendi semakin berkurang bahkan tidak sedikit pula kasus radang sendi memicu cacat sendi.Dengan demikian semakin berkurangnya ruang gerak sendi (ROM), bertambahnya rasa sakit saat bergerak, tugas-tugas sederhana mungkin terasa sangat berat dan sulit.
maka dari itu untuk mengatasi masalah tersebut, perlua adanya seseorang yang membantu melatih dan mengenali aktivitas yang baik dan tepat seorang terapis yang ahli dibidang ilmu keolahragaan.
·        Kurangi aktivitas tidak perlu
Melakukan banyak aktivitas anda memerlukan banyak tenaga, anda harus mengurangi aktivitas yang tidak berguna. Sakit nyeri, kekakuan dan keletihan akan meningkatkan apabila aktivitas tidak di imbangi dengan istirahat yang cukup. apabila anda seorang penderita harus mampu menganalisa dan mampu mengetahui "kapan waktu anda untuk istirahat?". Biasanya tanda dari radang sendi saat adanya gangguan terasa sakit. maka dari itu perlu adanya seorang terapi ahli di bidang ilmu keolahragaan yang akan membantu mengenali batas dan mengatur tingkat aktivitas bagi penderita radang sendi.

Rabu, 05 September 2012

KALIGRAFI





KASUS-KASUS MUSKULOSKELETAL

Chondromalacia patella


Pengertian
Chondromalacia patella adalah sindroma yang disebabkan karena adanya tekanan yang terjadi secara berulang ulang pada lutut sehingga menyebabkan terjadinya peradangan dan pelembekan pada cartilago dibawah patella (mangkok lutut) Penyebab dari cedera ini adalah pronasi telapak kaki.ketidakstabilan oleh karena  tempurung lutut berputar dari sisi kesisi. Bagian dibawah tempurung lutut ini harus dalam keadaan licin seperti kelereng yang berada dibawah celah femoral (celah pada tulang paha). Pada saat patela tertarik kesamping, patela ini akan saling bergesekan dengan chondyle paha sehingga menjadi kasar seperti amplas singga menimbulkan gejala patella chondromalasia.
Tanda dan gejala
·        Nyeri lutut depan atau dibawah tempurung lutut.
* Kadang kadang terdapat riwayat cedera atau perpindahan yang berulang.
* Gejala diperburuk oleh aktivitas atau naik tangga atau berdiri setelah lama duduk.
* Lutut dapat lepas kadang kadang membengkak,lutut kadang terperangkap tapi tidak  benar – benar terkunci.
* Pengecilan kuadrisep, ada cairan dalam lutut.
* krepitus saat menggerakkan lutut

 

Sprain ligamen collateral medial

medial-collateral-ligament
Pengertian
     Sprain ligamen colateral medial adalah cedera pada ligamen yang disebabkan oleh karena kaki bagian bawah yang terlalu dipaksa untuk bergerak menyamping ( cedera valgus ).
Anatomi lutut
Lutut terdiri dari dua persendian yang berada didalam satu kapsul sendi, yaitu sendi tibiofemoral dan sendi patelofemoral. Sendi tibiofemoral dibentuk oleh condylus femoralis lateralis dan medialis yang berbentuk cembung dengan tibia plateu yang berbentuk cekung. Sendi patelofemoral dibentuk oleh facies patelaris tulang femur dengan tulang patella.
Osteokinematika pada sendi lutut adalah memungkinkan gerakan kearah fleksi dan ekstensi pada bidang sagital dengan lingkup gerak sendi fleksi yaitu antara 120º sampai 130º bila hip pada keadaan fleksi penuh, bila pada dalam keadaan ekstensi penuh maka dapat mencapai fleksi 140º. Sedangkan untuk gerakan ekstensi lutut lingkup gerak sendi antara 0º sampai 10º.
Otot penggerak sendi lutut, untuk gerakan fleksi lutut adalah m. biceps femoris caput longum disarafi n. tibialis, m. biceps femoris caput brevis disarafi n. peroneus, m. semi membranosus disarafi n. tibialis, m. sartorius disarafi n. femoralis, m. gracillis disarafi n. obturatorius dan m. popliteus disarafi n. tibialis. Sedang otot penggerak ekstensi lutut adalah m. vastus intermedius disarafi n. femoralis, m. vastus medialis disarafi n. femoralis dan m. vastus lateralis disarafi n. femoralis.
Tingkatan sprain
  • Sprain ringan / tingkat 1 : Lutut hanya mengalami kerusakan pada urat ligamennya. Terjadi rasa sakit, pembengkakan kecil, sedikit perdarahan tetapi tidak terjadi leksitas abnormal.
  • Sprain sedang / tingkat 2 : Dimana terjadi kerusakan ligamen yang cukup lebih besar tetapi tidak sampai terjadi putus total.Rasa sakit/nyeri,bengkak terjadi perdarahan yang lebih banyak dan kenyataan yang sering terjadi adalah hilangnya stabilitas lutut.
  • Sprain tingkat 3 : Sprain lutut yang parah pada tingkatan ini ligamen pada lutut mengalami putus secara total dan lutut tidak dapat digerakkan.
Tanda dan gejala :
  • Nyeri terasa bila menggerakkan tungkai bawah kesamping.
  • Bengkak dan radang pada seluruh bagian dalam lutut.
  • Sedikit perdarahan tetapi tidak terjadi leksitas abnormal

Osteoporosis


Osteoporosis
Osteoporosis adalah gangguan yang sangat umum mempengaruhi tulang. Pada pasien dengan osteoporosis, tulang mulai kehilangan mineral dan dukungan balok, meninggalkan kerangka rapuh dan rentan terhadap patah tulang. Sekitar 80 persen penderita osteoporosis adalah perempuan. Hal ini sebagian karena massa tulang mereka umumnya kurang dari pria, dan wanita cenderung hidup lebih lama daripada pria.
Patah tulang disebabkan oleh osteoporosis telah menjadi sangat mahal. Setengah dari semua patah tulang yang terkait dengan osteoporosis. Seseorang dengan patah tulang pinggul memiliki kesempatan 20 persen dari kematian akibat patah tulang dalam waktu enam bulan karena kondisi medis komplikasi seperti pneumonia. Banyak orang yang memiliki patah tulang osteoporosis yang terkait dengan meluangkan banyak waktu di rumah sakit dan di rehabilitasi. Sering kali, mereka perlu meluangkan waktu di sebuah panti jompo.
APAKAH OSTEOPOROSIS?
Osteoporosis berarti “tulang berpori”
Hal ini terjadi ketika tulang kehilangan kalsium Anda terlalu banyak dan menjadi lemah. Hal ini sangat sulit untuk mendeteksi secara klinis dan biasanya ditemukan hanya setelah patah tulang terjadi, atau jika seseorang menunjukkan ketinggian berkurang atau humping dari belakang, atau menderita nyeri punggung rendah.
Seseorang dengan osteoporosis memiliki tulang yang rapuh dan rapuh. Tulang-tulang rapuh dapat mematahkan sangat mudah dengan slip atau jatuh yang sederhana atau bahkan tanpa cedera sama sekali.
Baik pria maupun wanita bisa menderita osteoporosis, tetapi paling sering terjadi pada wanita setelah menopause (ketika periode bulanan berakhir).
Apa Penyebab Osteoporosis?
Tulang adalah jaringan hidup. Ketika kita masih muda, setiap hilangnya tulang mudah diganti. Pada sekitar usia 30, tulang kita adalah mudah diganti. Namun, seperti yang kita usia, tulang kurang dibuat dan tulang lebih hilang.
Setelah menopause pasokan tubuh Anda menurun estrogen dan laju pengeroposan tulang meningkat lebih jauh. Inilah sebabnya mengapa pasca-menopause perempuan lebih mungkin untuk menderita osteoporosis.
Ada juga faktor lain yang berkontribusi pada hilangnya tulang seperti penyakit, pengobatan dan pilihan gaya hidup.
FAKTOR RISIKO TERMASUK:
• Non-kekerasan Fraktur
• Menopause dini sebelum usia 45
• Seorang anggota keluarga dekat Anda yang menderita osteoporosis
• Underweight atau gizi
• Merokok / Minum terlalu banyak alkohol
• Tidak berolahraga banyak atau tidak mampu bergerak untuk jangka waktu yang panjang
• Tidak cukup kalsium atau vitamin D
• Beberapa penyakit / obat-obatan
BAGAIMANA MENGETAHUI JIKA PASIEN MEREKA MEMILIKI OSTEOPOROSIS?
Osteoporosis dapat dengan mudah dideteksi melalui prosedur rasa sakit disebut dual-energi x-ray absorptiometry (DEXA). Tes ini mengukur kerapatan atau solidness tulang, dikenal sebagai densitas mineral tulang atau BMD.
Ini menggunakan balok, tipis terlihat dosis rendah sinar-X melalui daerah bunga (biasanya tulang belakang lumbar dan pinggul) melalui dua aliran energi.
Membaca adalah berasal dan disajikan sebagai satuan-satuan gram per cm. ini akan memberitahu kita apakah ada osteoporosis apapun.
APA PENCEGAHAN / PERAWATAN PILIHAN?
Pencegahan:
•Latihan
•Obat
• Kalsium / Vitamin D Tambahan
Pengobatan:
• Hormon Replacement Therapy (HRT)
Tinggi risiko dengan penggunaan jangka panjang:
•Modulator reseptor estrogen selektif (SERMS)
• Bifosfonat

Carpal Tunnel Syndrome


Carpal Tunnel Syndrom adalah entrapment neuropaty yang paling sering terjadi. Sindroma ini terjadi akibat adanya tekanan nervus medianus pada saat melalui terowangan carpal di pergelangan tangan tepatnya di bawah flexor retinakulam. Sindroma ini juga bisa diakibatkan karena penekanan arteri dan vena sehingga suplai darah ke nerves medianus berkurang. Dulu, sindroma ini juga disebut dengan nama acroparestesis median tenar neuritis atau partial thenar atropy, Istilah Carpal Tunnel Syndrom diperkenalkan oleh Moersch pada tehun 1983.
2. Etiologi
Terowongan carpal yang sempit selain dilalui oleh nervus medianus juga dilalui oleh beberapa tendon flexor. Setiap kondisi yang mengakibatkan semakin padatnya terowongan ini dapat menyebabkan terjadinya penekanan pada nerves medianus sehingga timbul carpal tunnel syndrome.
Carpal tunnel syndrom dapat dibagi menjadi dua yaitu akut dan kronis, namun pada sebagian kasus etiologinya tidak diketahui ( idiopatik ), terutama pada penderita lanjut usia. Selain itu gerakan yang berulang-ulang pada pergelangan tangan dapat menambah resiko carpal tunnel syndrom.
Pada keadaan lain lain nerves medianus dapat terjebak juga di carpal tunnel itu. Secara sekunder, carpal tunnel sindrom dapat timbul pada penderita dengan osteoartitis, diabetes mellitus, miksedema, akromegali, atau wanita hamil. Etiologi lain pada kasus carpal tunnel sindrom antara lain: (1) Herediter (nuropati herediter yang cenderung menjadi pressure palsy), (2) Trauma (dislokasi, fraktur colles atau hematom pada lengan bawah, sprain pergelangan tangan, trauma langsung pada pergelangan tangan, pekerjaan dengan gerakan mengetuk atau flexi dan ekstensi pergelangan tangan yang berulang, (3) Infeksi (tenosinovitis, tuberculosis), (4) Metabolik (amiloidesis, gout), (5) Endokrin (terapi estrogen dan androgen, diabetes mellitus, kahamilan). (6) Neoplasma (Kista ganglion, lipoma, infiltrsi metastase, mieloma) (7) Penyakit kolagen vaskuler ( artitis rematoid, polimialgia reumatika), (8) Degenerasi (osteoartitis), (9) Tumor.
3. Patologi
Carpal tunnel syndrom dapat dikategorikan menjadi dua yaitu akut dan kronis. Ada beberapa hipotesa mengenai patogenesis dari carpal tunnel syndrom. Sebagian berpendapat bahwa faktor mekanik clan vaskuler memegang peranan penting dalam terjadonya carpal tunnel syndrom. Tapi pada umumnya Carpal tunnel syndrome ini terjadi secara kronis dimana terjadi penebalan flexor retinakulum, yang menyebabkan tekanan terhadap nervus medianus. Tekanan yang berulang-ulang dan lama akan mengakibatkan peninggian tekanan intrafasikuler. Akibatnya aliran darah vena intrafasikuler melambat. Kongesti yang terjadi ini akan mengganggu nutrisi intrafasikuler lalu diikuti oleh anoxia yang akan merusak endotel. Kerusakan endotel ini akan mengakibatkan kebocoran protein sehingga terjadi edema epineural. Apabila kondisi ini terus berlanjut akan tejadi fibrosis epineural yang merusak serabut saraf. Lama-kelamaan saraf menjadi atrofi dan akan digantikan oleh jaringan ikat yang mengakibatkan fungsi dari nervus medianus terganggu.
4. Tanda dan gejala
 a) Gangguan sensorik
Pada tahap awal gejala umumnya berupa gangguan sensorik saja. Gejala awal biasanya adalah parestesia, kurang merasa (numbness) atau rasa jari seperti terkena aliran listrik (tingling) pada jari dan setengah sisi radial jari, walaupun kadang-kadang dirasakan mengenai seluruh jari, keluhan parestesia biasanya lebih menonjol di malam hari. Gejala lainya adalah nyeri ditangan yang juga dirasakan lebih memberat di malam hari sehingga sering membangunkan penderita dari tidurnya. Rasa nyeri umunya agak berkurang bila penderita memijat atau menggerak-gerakan tanganya atau dengan meletakan tanganya pada posisi yang lebih tinggi. Nyeri juga akan berkurang bila penderita lebih banyak mengistirahatkan tanganya. Bila penyakit berlanjut rasa nyeri dapat bertambah berat dengan frekuensi serangan yang semakin sering bahkan dapat menetap. Kadang-kadang nyeri dapat terasa sampai kelengan atas dan leher, sedangkan parestesia umumnya terbatas di daerah distal pergelangan tangan. Dapat pula dijumpai pembengkakan dan kekakuan pada jari-jari tangan dan pergalangan tangan terutama di pagi hari. Gejala ini akan berkurang setelah penderita menggunakan tanganya. Hiperetesia dapat dijumpai pada daerah yang implus sensoriknya diinervasi oleh nevus medianus.
b) Gangguan motoris
Pada tahap lebih lanjut penderita mengeluh jari-jarinya menjadi kurang terampil misalnya saat atau memungut benda-benda kecil. Kelemahan pada tangan juga sering dinyatakan dengan keluhan adanya kesulitan yang penderita sewaktu menggenggam. Pada penderita CTS ini pada tahap lanjut dapat dijumpai atrofi otot-otot thenar dan otot-otot lainya yang diinervasi oleh nervus medianus.
5. Komplikasi
Komplikasi dari CTS adalah atrofi otot-otot thenar, kelemahan otot-otot thenar, dan ketidak mampuan tangan untuk melakukan aktifitas.
6. Prognosis Gerak dan Fungsi
Pada kasus idiopatik biasanya mempunyai gejala-gejala yang timbul hilang dalam beberapa bulan atau tahun, namun rasa tidak enak pada pada malam hari lebih menonjol dan timbul secara progresif sehingga sangat mengganggu penderita. Progresitifitasnya lebih lebih sering bila ada penyakit yang mendasari seperti atrofi. Bila hanya ada kelainan sensorik yang dijumpai kelainan ini bersifat reversible. Tapi bila sudah ada kelainan motorik maka kesembuhanya akan lebih lama, bahkan bias bersifat inkomplit walaupun telah memperoleh terapi yang adekuat.
7. Diagnosis Banding
Diagnosis dari carpal tunnel sindrom antara lain (1) Cervical radiculopati yang biasanya keluhan berkurang bila diistirahatkan dan bertambah bila leher digerakan. Distribusi gangguan sensorik sesuai dermatomnya, (2) Pronator teres syndrom yaitu keluhan lebih menonjol pada rasa nyeri di telapak tangan karena cabang nernes medianus ke telapak tagan tidak melalui carpal tunnel, (3) de Quervein Syndrom, tenosinovitis dari tendon musculo abductor pollicis longus dan ekstensor pollicis brevis, biasanya akibat adanya gerakan tangan yang repetitive. Gejalanya adalah rasa nyeri dan nyeri tekan pada pergelangan tangan di dekat ibu jari.