Physiotherapy,
also referred to as physical therapy, involves evaluating,
diagnosing, and treating a range of diseases, disorders, and disabilities using
physical means. Practiced by physiotherapists or physical therapists, it is
considered within the realm of conventional medicine. Methods for diagnosis can
vary, depending on the situation, though physical examinations and testing are
often employed for evaluation. Treatments can include a wide range of
practices, including massage, applications of heat or electricity,
and assistance with using mobility devices such as walkers and crutches.
Assessment
Many
specialists begin physiotherapy with an assessment of the patient's condition.
This typically includes a review of a patient's medical history and a physical examination.
Physiotherapists often consider the medical history review a subjective
examination, since the patient's opinions or past experiences may influence it.
They consider the physical examination, however, to be more objective, as
observable and verified symptoms are the primary concern. The assessment stage
may, in some cases, involve diagnostic tests to better evaluate the patient's
condition and develop an effective treatment plan.
Diagnosis
Once
testing is complete, then physiotherapists look at the results to determine the
problems facing their patients. This can range from fairly minor issues, such
as pulled or damaged muscles, to severe injuries or nerve damage that causes pain and lack of mobility. Other
specialists may be consulted in physiotherapy to determine the best,
comprehensive course of action for a patient, though this depends on the
situation.
Treatment
Treatment
is guided by the findings of the assessment. Based on the unique needs of the
patient, physical therapists may employ various physiotherapeutic treatment
options. Such methods can include musculoskeletal, cardiopulmonary, and
integumentary or "skin-based" physiotherapy techniques.
Physiotherapeutic treatment methods are constantly evolving as the field grows.
Common
forms of treatment can include massage and the use of heat or cold to relax and
help heal muscles. Mild electric shocks can also be used to stimulate muscles,
which can help in recovery for some individuals. Recovery from accidents or
surgery can require very restrained forms of treatment, to ensure further
damage is not caused; physiotherapy often relies on patience while waiting for
muscles and bones to recover.
Additional
Treatments and Methods
In addition
to the physiotherapeutic methods used in treatment, physical therapists often
provide patients with guidance for using things like walking devices and mobility aids. This can include helping someone
learn to use a wheelchair or adapt to the loss of limbs or paralysis during
recovery. Good physical therapists work hard to help patients stay informed
about their particular conditions and required treatments. Patient education is
often a element key in the success of physiotherapy.
Becoming a
Physiotherapist
To become a physical therapist in the US and many
other countries, an individual must first obtain a graduate degree from an
accredited physiotherapy program. Many educational institutions offer programs
leading to the Doctor of Physical Therapy (DPT) degree. There are also programs
that students can utilize to pursue a particular specialization within the
industry, such as sports therapy or geriatric
care. Upon completing a degree, graduates typically take national licensure
examinations.
Stroke sebagai salah satu penyakit yang paling menakutkan karena hasil
akhirnya yang bisa fatal baik meninggal dunia atau cacat tetap. Untuk itu
penting bagi kita semua untuk mengetahui lebih dalam tentang penyakit stroke
ini. Dalam artikel kesehatan tentang stroke ini akan dibahas segalanya tentang
penyakit ini mulai dari epidemiologi, apa itu stroke, faktor resiko stroke,
gejala stroke, cara menangani stroke, pencegahan stroke, obat stroke, harapan
sembuh dari stroke dan menjalani kehidupan pasca stroke.
Jumlah Penderita Stroke
Semakin Meningkat Berdasarkan data yang
berhasil dikumpulkan oleh Yayasan Stroke Indonesia,
masalah stroke semakin penting dan mendesak karena kini jumlah penderita Stroke
di Indonesia terbanyak dan menduduki urutan pertama di Asia.
Jumlah yang disebabkan oleh stroke menduduki urutan kedua pada usia diatas 60
tahun dan urutan kelima pada usia 15-59 tahun. Stroke merupakan penyebab
kecacatan serius menetap no 1 di seluruh dunia.
Pada tanggal 29 Oktober diperingati sebagai hari stroke dunia, saat ini
diingatkan bahwa 1 dari 6 orang menderita stroke dan hampir setiap 6 detik
seseorang meninggal karena stroke . Organisasi Stroke Dunia mencatat hampir 85%
orang yang mempunyai faktor resiko dapat terhindar dari stroke bila menyadari
dan mengatasi faktor resiko tersebut sejak dini.
Badan kesehatan dunia memprediksi bahwa kematian akibat stroke akan
meningkat seiring dengan kematian akibat penyakit jantung dan kanker kurang
lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta di tahun 2030.
Di Amerika Serikat tercatat hampir setiap 45 detik terjadi kasus stroke, dan
setiap 4 detik terjadi kematian akibat stroke. Pada tahun 2010, Amerika telah
menghabiskan $ 73,7 juta untuk menbiayai tanggungan medis dan rehabilitasi
akibat stroke.
Secara normal darah mengangkut oksigen dan nutrisi untuk sel – sel otak.
Tanpa aliran darah , sel otak akan cepat mati. Setiap detik 32.000 sel otak
yang tidak mendapat suplai oksigen akan mati. Apa Itu Stroke
Stroke merupakan suatu penyakit defisit neurologis yang bersifat mendadak.
Penyebabnya adalah gangguan pada aliran pembuluh darah di otak. beberapa hal
yang dapat menyebabkan terganggunya aliran darah di otak antara lain adalah
terbentuknya sumbatan pada pembuluh darah ( stroke iskemik ) maupun pecahnya
pembuluh darah (stroke perdarahan), yang sama – sama dapat menyebabkan aliran
suplai darah ke otak terhenti dan muncul gejala kematian jaringan otak.
Saat ini bukan hanya gejala kelemahan tubuh saja yang menjadi fokus utama tetapi
bisa saja terkena gangguan pada fungsi kognitif seperti lupa mendadak, gelap
satu mata, pusing, bicara pelo / cadel mendadak, gangguan menelan, kesemutan
seluruh badan mendadak, gangguan keseimbangan mendadak.Stroke dapat menyebabkan
gangguan baik fisik maupun emosional seseorang. Apa Saja Faktor Resiko
Terjadinya Stroke
Beberapa faktor resiko terjadinya stroke , antara lain :
A. Yang dapat dimodifikasi (diubah), seperti
1 Merokok
2 Alkohol
3 Diabetes
4 Hiperlipidemia (hiperkolesterol)
5 Obesitas
6 Penyakit Hipertensi yang tidak terkontrol dengan obat
B Yang tidak dapat dimodifikasi, seperti
1 Komorbid dengan penyakit jantung (penyakit jantung koroner)
2 Stenosis arteri karotis
3 Penyakit anemia sel sabit
4 Usia lanjut
5 Pengguna obat –obatan anti pembekuan darah
6 Memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi yang kronis (jangka
waktu lama)
7 Memiliki riwayat gangguan pembuluh darah
8 Memiliki riwayat fibrilasi atrium
9 Memiliki riwayat gangguan pembekuan darah
10 Riwayat Stroke sebelumnya
Saat ini yang cukup memprihatinkan adalah meningkatnya kasus-kasus stroke
pada usia muda yang diakibatkan tingkat stress yang tinggi dan kebiasaan pola
hidup yang kurang sehat seperti sering mengkonsumsi makanan siap saji yang
cukup banyak dan kurangnya olahraga. Apa Itu TIA/ Stroke “mini”?
TIA merupakan suatu stroke yang berlangsung sesaat dan tidak menyebabkan
gejala sisa apapun. Gejala berlangsung kurang dari 24 jam sehingga fungsi otak
yang terganggu dapat kembali normal. Namun, TIA yang berulang dapat menyebabkan
terbentuknya bekuan darah yang sewaktu-waktu dapat menyebar ke seluruh tubuh
lewat pembuluh darah. Sekitar 1 dari 5 orang yang pernah mengalami TIA akan
mengalami serangan stroke dalam waktu kurang lebih 3 bulan. TIA harus
diwaspadai sebagai kondisi kegawatdaruratan sebab tidak ada jaminan akan sembuh
dan fungsi akan kembali normal. Oleh karena itulah meskipun gejala sudah
menghilang tetapi tetap harus dicek kembali di RS karena tidak ada bedanya
dengan penanganan stroke.
Kenali Segera Gejala Khas Stroke ( “Warning Sign” )
Perlu diingatkan lagi untuk gejala pada penderita stroke tidak hanya
kelemahan tubuh saja yang menjadi fokus utama tetapi bisa terjadi gangguan pada
fungsi kognitif yang bersifat mendadak, seperti
Mendadak mati rasa,
kesemutan dan kelemahan pada wajah, tangan, atau kaki,
pada satu sisi tubuh atau seluruh tubuh
Mendadak kebingungan, lupa
mendadak, sulit berbicara ataupun sulit mengerti
Mendadak muncul masalah
penglihatan pada satu atau kedua mata (penglihatan ganda, penglihatan
gelap)
Mendadak kesulitan
berjalan, dan kehilangan keseimbangan tubuh
Mendadak pusing berat tanpa
sebab yang jelas
Kita dapat mengenali gejala stroke dengan mudah dengan menggunakan tes FAST,
merupakan sebuah singkatan yang terdiri dari F ace — cek muka mereka, apakah saat tersenyum akan terlihat
sudut mulut yang turun A rms — dapatkah mengangkat kedua tangan, ataukah ada tangan
yang lemah S peech — apakah lancar berbicara dan dapat dimengerti, atau
terdengar cadel T ime — segera hubungi Rumah sakit terdekat. Semakin cepat
maka Semakin baik Kenali STROKE dengan FAST dan
bertindak “FAST” (cepat)
!
Tangani Stroke Dengan Cepat
Banyak persepsi yang salah dalam mengenal stroke, misalnya saat mengalami
gejala stroke ada beberapa orang melakukan penusukan pada ujung – ujung jari
menggunakan jarum dengan harapan akan mendapat kesembuhan. Namun bila hal
tersebut dilakukan malah akan terjadi sebaliknya, dengan menusukkan jarum maka
akan menyebabkan nyeri yang dapat memicu terjadinya kenaikan tekanan darah dan
memperburuk keadaan stroke. Ada juga
yang memberikan ramuan – ramuan tradisional yang dipercaya dapat menyembuhkan
penyakit dan menghilangkan gejala stroke, namun ada beberapa ramuan yang dapat
menyebabkan gangguan pembekuan darah yang bila diberikan pada penderita stroke
perdarahan akan memperburuk keadaannya. Oleh karena itu sebaiknya dihindari
pemberian ramuan atau obat – obatan tradisional sebelum diketahui dengan pasti
apakah stroke iskemik ( sumbatan ) atau stroke perdarahan.
“Waktu adalah Otak” itulah semboyan yang harus diingat oleh setiap orang,
semakin cepat mendiagnosis dan mengobati maka tidak hanya menyelamatkan hidup
tetapi dapat memulihkan keadaan semakin cepat.
Oleh karena itu semua maka sebaiknya bila muncul gejala stroke harus segera
dibawa ke Rumah Sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan secepat mungkin
untuk dapat mencegah terjadinya perburukan keadaan.
Tujuan dalam penatalaksaan stroke iskemik adalah menghancurkan dan menghilangkan
bekuan darah yang terbentuk dan menghalangi aliran darah ke otak.
Untuk kasus perdarahan biasanya penatalaksaan hanya konservatif dan beberapa
kasus membutuhkan penatalaksanaan dengan teknik operasi. Tujuan dalam
penatalaksaan stroke perdarahan adalah menghentikan perdarahan secepatnya
dan menyingkirkan gumpalan darah yang terjadi di otak sehingga tidak
terjadi penumpukan darah yang dapat memicu terjadinya peningkatan tekanan dalam
otak.Beberapa indikasi untuk dilakukan tindakan operasi antara lain :
Cukup luas dan terletak di
pinggir
Masuk ke ruang ventrikel
Terjadi pada usia muda
Terdapat kelainan arteri
vena (Arteriovenous Malformation)
Apa Yang Dapat Dilakukan Untuk Mencegah Terjadinya Stroke
Stroke merupakan suatu hasil akhir yang dari suatu proses faktor resiko,
oleh karena itu dalam pencegahan sebaiknya kita menitik beratkan pada menjaga ,
mencegah, dan mengatasi faktor resiko.
Sebagai contohnya adalah :
Memperbaiki keadaan
hiperlipidemi, dengan cara memperbaiki pola makanan dan meningkatkan
aktifitas fisik (olahraga teratur), dapat pula dibantu dengan obat –
obatan seperti golongan statin simvastatin, atorvastatin, dlsb) , atau
kombinasi statin& antiplatelet (Pravastatin & Acetylsalisilic Acid
(Novosta®) , dan lain sebagainya.
Menghentikan konsumsi rokok
Jangan menganggap remeh tentang pentingnya berhenti merokok. Untuk
berhenti merokok tidak peduli sejak kapan mulai merokok, atau berapa
banyak merokok. Semakin cepat berhenti merokok maka akan menurunkan
resiko stroke
Menghentikan konsumsi alkohol
Mengurangi obesitas dengan
menurunkan berat badan sesuai berat badan ideal dan olahraga teratur
Jika mempunyai penyakit
diabetes, harus mengkonsumsi obat – obat diabetes teratur dan menjaga pola
makan serta olahraga teratur
Jika mempunyai penyakit hipertensi,
harus mengkonsomsi obat – obatan hipertensi teratur sehingga dapat menjaga
tekanan darah stabil
Teratur berolahraga dan
mengkonsumsi makanan sehat dan kaya nutrisi
Rutin memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
Cegah kondisi stress
Masih Adakah Harapan Sembuh Dari Stroke
Stroke dapat sembuh sempurna atau tidak tergantung pada
Jenis stroke : sumbatan atau perdarahan
Lokasi stroke
Besar atau kecilnya lesi
Faktor resiko
Bila lokasi di otak mengenai bagian – bagian yang sangat penting dan lesi cukup
luas seperti pada batang otak maka prognosis kesembuhannya akan lebih buruk.
Demikian juga jika stroke disertai dengan adanya fibrilasi atrium di jantung
maka kemungkinan besar akan terjadi stroke berulang. Semakin faktor resiko
tidak tertangani dengan baik maka prognosis akan semakin buruk.
Sebaliknya jika lokasi stroke di otak tidak mengenai bagian yang sangat penting
dan luas lesi kecil dengan faktor resiko yang tertangani dengan baik maka
stroke dapat sembuh sempurna
Oleh karena itu sebaiknya bila kita menemui gejala stroke maka sedini mungkin
kita harus memeriksakan diri ke Rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
secepatnya, dan hindari persepsi yang salah mengenai stroke.
Bagaimana Menghadapi Kehidupan Setelah Mengalami Stroke
Banyak tantangan baru yang akan muncul setelah mengalami stroke, oleh karena
itu jangan pernah menyerah dalam menghadapi tantangan tersebut. Marilah kita
alami setiap pengalaman baru dari sisi yang berbeda.
Baik penderita yang selamat dari stroke maupun keluarganya akan mengalami
sedikit kekuatiran saat kembali ke rumah. Para
perawat khusus akan kuatir meninggalkan penderita tersebut sendirian saat di
rumah, kuatir akan terjadi serangan stroke kembali dan lain sebagainya. Oleh
karena itu sangat membutuhkan dukungan dari keluarga dan pihak tenaga medis
sebagai tim. Para penderita stroke yang selamat akan
mengalami kesulitan dan keterbatasan saat melakukan aktifitas sehari – hari
yang berdampak kepada hubungan, keintiman baik dalam pekerjaan maupun hobi.
Oleh karena itu, mulailah mencari banyak manfaat , masukan dan saran dari
kumpulan para penderita lain yang selamat dari stroke, perawat khusus dan para
dokter profesional. Para penderita yang selamat dari stroke dapat
kembali bekerja bila sudah mengalami banyak perbaikan. Harus memulai hidup
sehat dan menghindari semua faktor resiko yang ada.
Paska Stroke dapat meliputi :
Farmakoterapi (obat-obatan
)
Tujuan pemberian obat adalah untuk mengurangi faktor resiko dan mencegah
terjadinya serangan stroke berulang.
Fisioterapi (
Rehabilitasi )
Tujuan Rehabilitasi ini adalah untuk mempercepat terjadinya pemulihan dan
membantu mengurangi kecacatan yang terjadi. Fisioterapi ini tergantung
pada tingkat kecacatan yang ditimbulkan akibat stroke
Rehabilitasi Stroke
Di AS, penderita stroke mencapai 700.00 dan hampit dua pertiganya
membutuhkan rehabilitasi. Meskipun Rehabilitasi tidak menyembuhkan penyakit
namun rehabilitasi sangat dibutuhkan untuk mencapai kondisi mandiri dan
meningkatkan kualitas hidup. Begitu pula di Indonesia, saat ini begitu banyak
korban akibat stroke yang mengalami gangguan dalam fungsi sehari-hari. Mari
kita kenali beberapa hal yang dapat membantu kita pulih dari serangan stroke. Apa sih Rehabilitasi paska
stroke??
Banyak yang merasa bahwa rehabilitasi adalah sesuatu yang sia-sia namun,
kita perlu pemahaman yang jelas mengenai tujuan dan apa saja yang dilakukan
saat rehabilitasi.
Tujuan utama dari rehabilitasi stroke adalah mengembalikan status fungsional
pasien,agar bisa mandiri sesuai kemampuan yang masih ada. Pasien diharapkan
mampu melakukan kembali aktivitas sehari-hari seperti perawatan diri sendiri,
kegiatan rumah tangga dan aktivitas sosialnya secara mandiri atau dengan
bantuan minimal dengan menggunakan kemampuan diri yang masih ada.
Tujuan rehabilitasi ini dicapai melalui pendekatan pasien secara holistik
oleh Tim Rehabilitasi. Tim rehabilitasi ini terdiri dari :
Kapan harus dimulai
rehabilitasi?
Pasien stroke sebaiknya mulai dikonsulkan ke dokter spesialis rehabilitasi
(SpKFR) sejak hari pertama mulai perawatan di RS.
Hasil apa saja yang diharapkan dalam proses rehabilitasi
Perawatan bersama dengan Tim Rehabilitasi sejak awal bertujuan sebagai
berikut:
Pada fase awal (akut) terutama adalah pencegahan komplikasi yang ditimbulkan
akibat tirah baring (bedrest ) lama, seperti :
Mencegah ulkus dekubitus
(luka daerah yang punggung/pantat yang selalu mendapat tekanan saat tidur)
Mencegah penumpukan sputum
(dahak) untuk mencegah infeksi saluran pernapasan
Mencegah kekakuan sendi
Mencegah atrofi otot
(pengecilan massa
otot)
Mencegah hipotensi
ortostatik, osteoporosis dll.
Pada fase lanjut (rehabilitasi)
Meminimalkan gejala sisa
(sequelae) dan kecacatan akibat stroke
Memaksimalkan kemandirian
dalam perawatan diri dan aktivitas sehari-hari
Kembali ke pekerjaan (back
to work) sehingga diharapkan dapat berperan aktif dalam kehidupan seperti
sedia kala
Terapi rehabiltasi untuk
stroke
Kecacatan yang ditimbulkan tergantung pada bagian mana yang mengalami
kerusakan akibat stroke, dan seberapa luas kerusakan tersebut. Secara umum
kecacatan yang timbul dapat dikelompokkan menjadi 5 , antara lain :
Kelumpuhan atau gangguan
mengatur gerakan (motorik)
Gangguan perasa
(sensorik) , termasuk nyeri
Gangguan bahasa
(aphasia)
Gangguan berpikir
atau daya ingat (memori)
Gangguan emosi.
Untuk dapat mengatasi masalah-masalah diatas tersebut maka kita dalam proses
rehabilitasi paska stroke akan melakukan terapi secara holistik dan variasi,
seperti terapi fisik, terapi okupasi, terapi wicara, konseling dan bimbingan
rohani. Mari kita kenali terapi apa saja yang dilakukan saat rehabilitasi
Apa itu Terapi Fisik? Atau yang lebih dikenal dengan fisioterapis, merupakan
bagian dari Tim Rehabilitasi Medik yang berperan dalam melatih pasien dengan
gangguan postur, gangguan gerak dan masalah otot.
Tugas fisioterapis adalah :
Membantu pasien dalam
melakukan exercise atau manipulasi otot sesuai dengan masalah pasien,
misalnya latihan penguatan otot, hydrotherapy, latihan keseimbangan dan
koordinasi, latihan peregangan otot dll.
Membantu pasien mengatasi
masalah otot dengan alat-alat fisioterapi atas instruksi dokter SpKFR
Apa itu Terapi Okupasi? Adalah bagian dari Tim Rehabilitasi Medik yang
berperan dalam:
Membantu pasien melakukan
gerakan motorik halus.
Melatih pasien dalam
melakukan aktivitas sehari-hari seperti misalnya pindah dari duduk ke
berdiri, mandi,berpakaian,makan dll.
Melatih pasien melakukan
gerakan adaptif dengan berbagai alat bantu.
Membantu pasien dalam
proses kembali bekerja (back to work).
Apa itu Terapi Wicara? Adalah bagian dari Tim Rehabilitasi Medik yang
berperan dalam:
Membantu pasien untuk
berkomunikasi untuk membantu komunikasi misalnya dengan latihan pengucapan
kata (artikulasi) atau komunikasi dengan alat bantu.
Membantu pasien dengan
gangguan menelan (disfagia) dengan latihan / maneuver khusus untuk
mempermudah proses menelan.
Konseling Psikologi
Membantu memberikan
support mental bagi pasien saat pasien mengalami depresi.
Melakukan tes intelektual
(tes IQ) bila diperlukan.
Petugas Sosial Medis
Melakukan evaluasi tempat
tinggal dan pekerjaan pasien dan memberikan edukasi untuk mengatur tempat
tinggal yang mempermudah pasien melakukan aktivitas sesuai kondisi pasien.
Membantu mencarikan
donatur bila ada pasien yang memerlukan biaya.
Apabila diperlukan,
membantu pasien untuk mendapatkan ketrampilan sesuai dengan kondisi
pasien, agar dapat digunakan untuk mata pencaharian.
Minggu, 09 September 2012
-->
FISIOTERAPI OLAH
RAGA
Anda sering merasa lelah dari kegiatan Anda. Tubuh Anda kaku dari kerja keras
yang Anda lakukan setiap hari. Hal ini dapat menjadi lebih buruk. Aktivitas
Anda mungkin memberi Anda beberapa cedera. Hal ini dapat memakan waktu cukup
lama bagi Anda untuk pulih dari cedera Anda. Dibutuhkan lebih dari sekedar
obat-obatan dan perawatan untuk sembuh dari luka Anda. Setelah perawatan medis
yang Anda dapatkan dari dokter, Anda mungkin perlu untuk mengambil fisioterapi.
Hal ini dapat membantu Anda untuk pulih lebih cepat. Melalui perawatan rutin
dan latihan sederhana, tubuh Anda akan mendapatkan kembali kekuatan kembali.
Fisioterapi akan membantu tubuh Anda untuk berfungsi seperti dulu.
Anda mungkin mengalami kecelakaan di masa lalu yang menyebabkan cedera permanen
untuk tubuh Anda. Ini membuat Anda memiliki keterbatasan pada gerakan. Anda
tidak dapat melakukan hal-hal sederhana yang orang lain dapat dengan mudah
melakukannya. Fisioterapi dimaksudkan untuk membantu orang yang memiliki
masalah dalam gerakan-gerakan tubuh mereka akibat penuaan, cedera, penyakit,
atau masalah lainnya.
Penelitian menunjukkan fisioterapi yang membantu untuk meningkatkan potensi
gerakan tubuh Anda. Setiap pasien memiliki sejarah yang berbeda dari cedera.
Oleh karena itu, fisioterapi adalah pengobatan individu di mana setiap pasien
menerima program yang berbeda. Olahraga juga dapat digunakan dalam fisioterapi.
Ini membantu gerakan tubuh kita. Namun, tentu saja membutuhkan latihan
fisioterapi olahraga yang berbeda. Pasien hanya perlu sebagian kecil dari
latihan dengan latihan sederhana. Namun, fisioterapi olahraga yang dirancang
khusus untuk kondisi pasien. Latihan ini dimaksudkan untuk membuat tubuh mereka
bergerak seperti dulu. Hal ini akan meningkatkan tekanan darah dan pereda
ketegangan otot. Ini akan membantu tubuh untuk mendapatkan kembali kekuatannya
kembali dan pada akhirnya, pasien akan memiliki fungsi tubuh yang normal
mereka.
Banyak pasien yang membutuhkan fisioterapi dalam proses pemulihan mereka. Hal
ini membutuhkan waktu bertahun-tahun bagi mereka untuk kembali ke fungsi tubuh
mereka dan gerakan. Namun, jauh lebih cepat daripada melakukan apa-apa dan
mengharapkan keajaiban. Anda dapat menemukan berbagai jenis fisioterapi. Setiap
negara membutuhkan perawatan sendiri. Oleh karena itu, Anda dapat menemukan
berbagai jenis fisioterapi.
Salah satu program terapi fisik yang paling populer adalah kolam terapi. Pasien
yang memakai terapi mereka di kolam renang. Terapi mereka melibatkan berbagai tingkat
tekanan air. Anda juga dapat menemukan jenis lain fisioterapi yang melibatkan
alat-alat panas, dingin, atau listrik.
Setiap program dirancang untuk cedera fisioterapi yang berbeda dan penyakit.
Namun, pilihan terapi dimaksudkan untuk mengembalikan gerakan maksimum pasien
dan fungsi. Melalui terapi biasa, mereka dapat pulih lebih cepat dan memiliki
kehidupan mereka kembali.
Redakan
radang sendi dengan terapi fisik
Apakah anda termasuk orang yang terkena radang sendi? Mari kita lakukan dengan
terapi fisik...!!! beberapa pakar menyatakan bahwa terapi fisik dapat membantu
penderita radang sendi mengatasi rasa sakit dan kesulitan bergerak akibat
radang sendi. Terapis akan membantu memperbaiki fungsi fisik sehingga
memudahkan anda melakukan aktivitas sehari-hari.
Beberapa manfaat dari terapi fisik:
·Latihan Olahraga
Kegiatan olahraga yang tepat
bisa mengurangi rasa sakit dan kekakuan pada persendian. olahraga berfungsi
meningkatkan (Strengh) kekuatan otot, (Flexybility) kelentukan pada sendi,
(Agility) Keseimbangan, Koordinasi dan () daya tahan.
Olahraga apa yang baik dan tepat...? Olahraga yang tepat bagi penderita perlu
mempertimbangkan tingkat dari penderita, dengan kata lain perlu adanya
pertimbangan kemampuan dan keterbatasan fisik penderita serta mendorong
perbaikan secara bertahap. Dalam hal ini perlua adanya pakar/ahli olahraga
sebagai terapis, terapis akan melihat, menganalisa, menilai dan memilih
olahraga yang tepat untuk masing masing dari setiap penderita. Terapis akan
mengajarkan pasien/penderita melakukan serangkaian gerakan guna meningkatkan
kemampuan tubuh penderita serta latihan yang bersifat aerobik.
·Teknik Perlindungan Sendi
Sendi
memiliki ruang gerak secara maksimal sering disebut dengan ROM (Range Of Moment), Perlindungan terhadap sendi
sangat penting untuk memperbaiki mobilitas persendian dan mengurangi resiko
cacat sendi. Pada saat terapi fisik dilakukan alangkah baiknya jika pada
persendian ini jangan sampai mengalami trauma (cedera ringan, stres) pada saat
melakukan peregangan otot otot persendian. untuk mengurangi trauma terhadap
persendian, sebaiknya mempertahakankan atau memperbaiki kemampuan otot-otot
persendian. Perhatikan posisi tubuh, pastikan bahwa saat melakukan gerakan
dalam posisi yang benar dan tepat. gerakan tubuh harus sesuai dengan kemampuan
penderita jangan sampai aktifitas yang diberikan terlalu berlebih serta hindari
penggunaan beban berat yang dapat membahayakan persendian termasuk beban tubuh
penderita. gunakan terapis yang membantu penderita dalam teknik teknik
perlindungan sendi ini.
·Mekanisme tubuh
Perlu anda
ketahui bahwa gerakan memiliki mekanisme kerja, Posisi tubuh yang benar
membantu mengurangi rasa nyeri pada persendian dan otot, pada saat otot
peregangan (relaksasi) terhadap persendian akan mengurangi resiko terjadinya
cedera. Perlu anda perhatikan bahwa lakukan secara sadar setiap gerakan yang
anda lakukan baik itu saat duduk, berdiri, mengangkat, menggapai bahkan pada
saat posisi terlentang. Posisi tubuh yang benar dan tepat sangat mempengaruhi
terapi fisik yang anda lakukan. Seorang terapis dapat membantu memperbaiki
kesadaran anda mengenai mekanisme tubuh yang benar.
·Terapi suhu kurangi sakit
Suhu dapat
digunakan untuk terapi, ada suhu panas dan suhu dingin. suhu ini dapat
digunakan untuk meredakan ketidak nyamanan terhadap suatu penyakit, terutama
pada persendian dan otot. mungkin anda bingung mau menggunakan terapi suhu
panas atau suhu yang dingin. penggunaan terapi suhu ini tergantung pada jenis
radang sendi serta gejala pada persendian atau otot, jenis trauma bengkak atau meradang.
akan tetapi beberapa penderita lebih menyukai dengan menggunakan suhu panas
dibandingkan dengan menggunakan terapi dingin (menggunakan es). namun alangkah
baiknya apabila anda seorang penderita radang sendi berkonsultasi dengan dokter
atau terapis yang benar-benar ahlinya.
·Fungsi terapis pada saat latihan
Radang sendi
memang terasa sangat sakit pada persendian, otot-otot menjadi lebih
lemah, pergerakan sendi semakin berkurang bahkan tidak sedikit pula kasus
radang sendi memicu cacat sendi.Dengan demikian semakin berkurangnya ruang
gerak sendi (ROM), bertambahnya rasa sakit saat bergerak, tugas-tugas sederhana
mungkin terasa sangat berat dan sulit.
maka dari itu untuk mengatasi masalah tersebut, perlua adanya seseorang yang
membantu melatih dan mengenali aktivitas yang baik dan tepat seorang terapis
yang ahli dibidang ilmu keolahragaan.
·Kurangi aktivitas tidak perlu
Melakukan banyak aktivitas anda
memerlukan banyak tenaga, anda harus mengurangi aktivitas yang tidak berguna.
Sakit nyeri, kekakuan dan keletihan akan meningkatkan apabila aktivitas tidak
di imbangi dengan istirahat yang cukup. apabila anda seorang penderita harus
mampu menganalisa dan mampu mengetahui "kapan waktu anda untuk
istirahat?". Biasanya tanda dari radang sendi saat adanya gangguan terasa
sakit. maka dari itu perlu adanya seorang terapi ahli di bidang ilmu
keolahragaan yang akan membantu mengenali batas dan mengatur tingkat aktivitas
bagi penderita radang sendi.
Chondromalacia patella adalah sindroma yang disebabkan karena adanya tekanan
yang terjadi secara berulang ulang pada lutut sehingga menyebabkan terjadinya
peradangan dan pelembekan pada cartilago dibawah patella (mangkok lutut)
Penyebab dari cedera ini adalah pronasi telapak kaki.ketidakstabilan oleh
karena tempurung lutut berputar dari sisi kesisi. Bagian dibawah
tempurung lutut ini harus dalam keadaan licin seperti kelereng yang berada
dibawah celah femoral (celah pada tulang paha). Pada saat patela tertarik kesamping,
patela ini akan saling bergesekan dengan chondyle paha sehingga menjadi kasar
seperti amplas singga menimbulkan gejala patella chondromalasia.
Tanda dan gejala
·Nyeri lutut depan atau dibawah tempurung lutut.
* Kadang kadang terdapat riwayat cedera atau perpindahan yang berulang.
* Gejala diperburuk oleh aktivitas atau naik tangga atau berdiri setelah lama
duduk.
* Lutut dapat lepas kadang kadang membengkak,lutut kadang terperangkap tapi
tidak benar – benar terkunci.
* Pengecilan kuadrisep, ada cairan dalam lutut.
* krepitus saat menggerakkan lutut
Sprain ligamen collateral medial
Pengertian
Sprain ligamen colateral medial adalah cedera pada
ligamen yang disebabkan oleh karena kaki bagian bawah yang terlalu dipaksa
untuk bergerak menyamping ( cedera valgus ). Anatomi lutut
Lutut terdiri dari dua persendian yang berada didalam satu kapsul sendi,
yaitu sendi tibiofemoral dan sendi patelofemoral. Sendi tibiofemoral
dibentuk oleh condylus femoralis lateralis dan medialis
yang berbentuk cembung dengan tibia plateu yang berbentuk cekung.
Sendi patelofemoral dibentuk oleh facies patelaris tulang femur
dengan tulang patella. Osteokinematika pada sendi lutut adalah memungkinkan gerakan kearah
fleksi dan ekstensi pada bidang sagital dengan lingkup gerak sendi fleksi yaitu
antara 120º sampai 130º bila hip pada keadaan fleksi penuh, bila pada
dalam keadaan ekstensi penuh maka dapat mencapai fleksi 140º. Sedangkan untuk
gerakan ekstensi lutut lingkup gerak sendi antara 0º sampai 10º.
Otot penggerak sendi lutut, untuk gerakan fleksi lutut adalah m. biceps
femoris caput longum disarafi n. tibialis, m. biceps femoris caput
brevis disarafi n. peroneus, m. semi membranosus disarafi n.
tibialis, m. sartorius disarafi n. femoralis, m. gracillis
disarafi n. obturatorius dan m. popliteus disarafi n.
tibialis. Sedang otot penggerak ekstensi lutut adalah m. vastus
intermedius disarafi n. femoralis, m. vastus medialis disarafi n.
femoralis dan m. vastus lateralis disarafi n. femoralis. Tingkatan sprain
Sprain ringan / tingkat 1 :
Lutut hanya mengalami kerusakan pada urat ligamennya. Terjadi rasa sakit,
pembengkakan kecil, sedikit perdarahan tetapi tidak terjadi leksitas
abnormal.
Sprain sedang / tingkat 2 :
Dimana terjadi kerusakan ligamen yang cukup lebih besar tetapi tidak
sampai terjadi putus total.Rasa sakit/nyeri,bengkak terjadi perdarahan
yang lebih banyak dan kenyataan yang sering terjadi adalah hilangnya
stabilitas lutut.
Sprain tingkat 3 : Sprain
lutut yang parah pada tingkatan ini ligamen pada lutut mengalami putus
secara total dan lutut tidak dapat digerakkan.
Tanda dan gejala :
Nyeri terasa bila
menggerakkan tungkai bawah kesamping.
Bengkak dan radang pada
seluruh bagian dalam lutut.
Sedikit perdarahan tetapi
tidak terjadi leksitas abnormal
Osteoporosis
Osteoporosis
Osteoporosis adalah gangguan yang sangat umum
mempengaruhi tulang. Pada pasien dengan osteoporosis, tulang mulai kehilangan
mineral dan dukungan balok, meninggalkan kerangka rapuh dan rentan terhadap
patah tulang. Sekitar 80 persen penderita osteoporosis adalah perempuan. Hal
ini sebagian karena massa
tulang mereka umumnya kurang dari pria, dan wanita cenderung hidup lebih lama
daripada pria.
Patah tulang disebabkan oleh osteoporosis telah
menjadi sangat mahal. Setengah dari semua patah tulang yang terkait dengan osteoporosis.
Seseorang dengan patah tulang pinggul memiliki kesempatan 20 persen dari
kematian akibat patah tulang dalam waktu enam bulan karena kondisi medis
komplikasi seperti pneumonia. Banyak orang yang memiliki patah tulang
osteoporosis yang terkait dengan meluangkan banyak waktu di rumah sakit dan di
rehabilitasi. Sering kali, mereka perlu meluangkan waktu di sebuah panti jompo.
APAKAH OSTEOPOROSIS?
Osteoporosis berarti “tulang berpori”
Hal ini terjadi ketika tulang kehilangan kalsium
Anda terlalu banyak dan menjadi lemah. Hal ini sangat sulit untuk mendeteksi
secara klinis dan biasanya ditemukan hanya setelah patah tulang terjadi, atau
jika seseorang menunjukkan ketinggian berkurang atau humping dari belakang,
atau menderita nyeri punggung rendah.
Seseorang dengan osteoporosis memiliki tulang
yang rapuh dan rapuh. Tulang-tulang rapuh dapat mematahkan sangat mudah dengan
slip atau jatuh yang sederhana atau bahkan tanpa cedera sama sekali.
Baik pria maupun wanita bisa menderita
osteoporosis, tetapi paling sering terjadi pada wanita setelah menopause
(ketika periode bulanan berakhir).
Apa Penyebab Osteoporosis?
Tulang adalah jaringan hidup. Ketika kita masih
muda, setiap hilangnya tulang mudah diganti. Pada sekitar usia 30, tulang kita
adalah mudah diganti. Namun, seperti yang kita usia, tulang kurang dibuat dan
tulang lebih hilang.
Setelah menopause pasokan tubuh Anda menurun
estrogen dan laju pengeroposan tulang meningkat lebih jauh. Inilah sebabnya
mengapa pasca-menopause perempuan lebih mungkin untuk menderita osteoporosis.
Ada juga faktor
lain yang berkontribusi pada hilangnya tulang seperti penyakit, pengobatan dan
pilihan gaya
hidup.
FAKTOR RISIKO TERMASUK:
• Non-kekerasan Fraktur
• Menopause dini sebelum usia 45
• Seorang anggota keluarga dekat Anda yang menderita osteoporosis
• Underweight atau gizi
• Merokok / Minum terlalu banyak alkohol
• Tidak berolahraga banyak atau tidak mampu bergerak untuk jangka waktu yang
panjang
• Tidak cukup kalsium atau vitamin D
• Beberapa penyakit / obat-obatan
BAGAIMANA MENGETAHUI JIKA PASIEN MEREKA
MEMILIKI OSTEOPOROSIS?
Osteoporosis dapat dengan mudah dideteksi melalui
prosedur rasa sakit disebut dual-energi x-ray absorptiometry (DEXA). Tes ini
mengukur kerapatan atau solidness tulang, dikenal sebagai densitas mineral
tulang atau BMD.
Ini menggunakan balok, tipis terlihat dosis
rendah sinar-X melalui daerah bunga (biasanya tulang belakang lumbar dan
pinggul) melalui dua aliran energi.
Membaca adalah berasal dan disajikan sebagai
satuan-satuan gram per cm. ini akan memberitahu kita apakah ada osteoporosis
apapun.
Carpal Tunnel Syndrom adalah entrapment neuropaty yang
paling sering terjadi. Sindroma ini terjadi akibat adanya tekanan nervus
medianus pada saat melalui terowangan carpal di pergelangan tangan tepatnya di
bawah flexor retinakulam. Sindroma ini juga bisa diakibatkan karena penekanan
arteri dan vena sehingga suplai darah ke nerves medianus berkurang. Dulu,
sindroma ini juga disebut dengan nama acroparestesis median tenar neuritis atau
partial thenar atropy, Istilah Carpal Tunnel Syndrom diperkenalkan oleh Moersch
pada tehun 1983. 2. Etiologi
Terowongan carpal yang sempit selain dilalui oleh nervus medianus juga dilalui
oleh beberapa tendon flexor. Setiap kondisi yang mengakibatkan semakin padatnya
terowongan ini dapat menyebabkan terjadinya penekanan pada nerves medianus
sehingga timbul carpal tunnel syndrome.
Carpal tunnel syndrom dapat dibagi menjadi dua yaitu akut dan kronis, namun
pada sebagian kasus etiologinya tidak diketahui ( idiopatik ), terutama pada
penderita lanjut usia. Selain itu gerakan yang berulang-ulang pada pergelangan
tangan dapat menambah resiko carpal tunnel syndrom.
Pada keadaan lain lain nerves medianus dapat terjebak juga di carpal tunnel
itu. Secara sekunder, carpal tunnel sindrom dapat timbul pada penderita dengan
osteoartitis, diabetes mellitus, miksedema, akromegali, atau wanita hamil.
Etiologi lain pada kasus carpal tunnel sindrom antara lain: (1) Herediter
(nuropati herediter yang cenderung menjadi pressure palsy), (2) Trauma
(dislokasi, fraktur colles atau hematom pada lengan bawah, sprain pergelangan
tangan, trauma langsung pada pergelangan tangan, pekerjaan dengan gerakan
mengetuk atau flexi dan ekstensi pergelangan tangan yang berulang, (3) Infeksi
(tenosinovitis, tuberculosis), (4) Metabolik (amiloidesis, gout), (5) Endokrin
(terapi estrogen dan androgen, diabetes mellitus, kahamilan). (6) Neoplasma
(Kista ganglion, lipoma, infiltrsi metastase, mieloma) (7) Penyakit kolagen
vaskuler ( artitis rematoid, polimialgia reumatika), (8) Degenerasi
(osteoartitis), (9) Tumor. 3. Patologi
Carpal tunnel syndrom dapat dikategorikan menjadi dua yaitu akut dan kronis.
Ada beberapa
hipotesa mengenai patogenesis dari carpal tunnel syndrom. Sebagian berpendapat
bahwa faktor mekanik clan vaskuler memegang peranan penting dalam terjadonya
carpal tunnel syndrom. Tapi pada umumnya Carpal tunnel syndrome ini terjadi
secara kronis dimana terjadi penebalan flexor retinakulum, yang menyebabkan
tekanan terhadap nervus medianus. Tekanan yang berulang-ulang dan lama akan
mengakibatkan peninggian tekanan intrafasikuler. Akibatnya aliran darah vena
intrafasikuler melambat. Kongesti yang terjadi ini akan mengganggu nutrisi
intrafasikuler lalu diikuti oleh anoxia yang akan merusak endotel. Kerusakan
endotel ini akan mengakibatkan kebocoran protein sehingga terjadi edema
epineural. Apabila kondisi ini terus berlanjut akan tejadi fibrosis epineural
yang merusak serabut saraf. Lama-kelamaan saraf menjadi atrofi dan akan
digantikan oleh jaringan ikat yang mengakibatkan fungsi dari nervus medianus
terganggu. 4. Tanda dan gejala a) Gangguan sensorik
Pada tahap awal gejala umumnya berupa gangguan sensorik saja. Gejala awal
biasanya adalah parestesia, kurang merasa (numbness) atau rasa jari seperti
terkena aliran listrik (tingling) pada jari dan setengah sisi radial jari,
walaupun kadang-kadang dirasakan mengenai seluruh jari, keluhan parestesia
biasanya lebih menonjol di malam hari. Gejala lainya adalah nyeri ditangan yang
juga dirasakan lebih memberat di malam hari sehingga sering membangunkan
penderita dari tidurnya. Rasa nyeri umunya agak berkurang bila penderita
memijat atau menggerak-gerakan tanganya atau dengan meletakan tanganya pada
posisi yang lebih tinggi. Nyeri juga akan berkurang bila penderita lebih banyak
mengistirahatkan tanganya. Bila penyakit berlanjut rasa nyeri dapat bertambah
berat dengan frekuensi serangan yang semakin sering bahkan dapat menetap.
Kadang-kadang nyeri dapat terasa sampai kelengan atas dan leher, sedangkan
parestesia umumnya terbatas di daerah distal pergelangan tangan. Dapat pula
dijumpai pembengkakan dan kekakuan pada jari-jari tangan dan pergalangan tangan
terutama di pagi hari. Gejala ini akan berkurang setelah penderita menggunakan
tanganya. Hiperetesia dapat dijumpai pada daerah yang implus sensoriknya
diinervasi oleh nevus medianus. b) Gangguan motoris
Pada tahap lebih lanjut penderita mengeluh jari-jarinya menjadi kurang
terampil misalnya saat atau memungut benda-benda kecil. Kelemahan pada tangan
juga sering dinyatakan dengan keluhan adanya kesulitan yang penderita sewaktu
menggenggam. Pada penderita CTS ini pada tahap lanjut dapat dijumpai atrofi
otot-otot thenar dan otot-otot lainya yang diinervasi oleh nervus medianus. 5. Komplikasi
Komplikasi dari CTS adalah atrofi otot-otot thenar, kelemahan otot-otot
thenar, dan ketidak mampuan tangan untuk melakukan aktifitas. 6. Prognosis Gerak dan Fungsi
Pada kasus idiopatik biasanya mempunyai gejala-gejala yang timbul hilang
dalam beberapa bulan atau tahun, namun rasa tidak enak pada pada malam hari
lebih menonjol dan timbul secara progresif sehingga sangat mengganggu
penderita. Progresitifitasnya lebih lebih sering bila ada penyakit yang
mendasari seperti atrofi. Bila hanya ada kelainan sensorik yang dijumpai
kelainan ini bersifat reversible. Tapi bila sudah ada kelainan motorik maka
kesembuhanya akan lebih lama, bahkan bias bersifat inkomplit walaupun telah
memperoleh terapi yang adekuat. 7. Diagnosis Banding
Diagnosis dari carpal tunnel sindrom antara lain (1) Cervical radiculopati
yang biasanya keluhan berkurang bila diistirahatkan dan bertambah bila leher
digerakan. Distribusi gangguan sensorik sesuai dermatomnya, (2) Pronator teres
syndrom yaitu keluhan lebih menonjol pada rasa nyeri di telapak tangan karena
cabang nernes medianus ke telapak tagan tidak melalui carpal tunnel, (3) de
Quervein Syndrom, tenosinovitis dari tendon musculo abductor pollicis longus
dan ekstensor pollicis brevis, biasanya akibat adanya gerakan tangan yang
repetitive. Gejalanya adalah rasa nyeri dan nyeri tekan pada pergelangan tangan
di dekat ibu jari.