Selasa, 18 September 2012

REHABILITASI STROKE


Rehabilitasi untuk penderita stroke

Stroke sebagai salah satu penyakit yang paling menakutkan karena hasil akhirnya yang bisa fatal baik meninggal dunia atau cacat tetap. Untuk itu penting bagi kita semua untuk mengetahui lebih dalam tentang penyakit stroke ini. Dalam artikel kesehatan tentang stroke ini akan dibahas segalanya tentang penyakit ini mulai dari epidemiologi, apa itu stroke, faktor resiko stroke, gejala stroke, cara menangani stroke, pencegahan stroke, obat stroke, harapan sembuh dari stroke dan menjalani kehidupan pasca stroke.


Jumlah Penderita Stroke Semakin Meningkat
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan oleh Yayasan Stroke Indonesia, masalah stroke semakin penting dan mendesak karena kini jumlah penderita Stroke di Indonesia terbanyak dan menduduki urutan pertama di Asia. Jumlah yang disebabkan oleh stroke menduduki urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59 tahun. Stroke merupakan penyebab kecacatan serius menetap no 1 di seluruh dunia.
Pada tanggal 29 Oktober diperingati sebagai hari stroke dunia, saat ini diingatkan bahwa 1 dari 6 orang menderita stroke dan hampir setiap 6 detik seseorang meninggal karena stroke . Organisasi Stroke Dunia mencatat hampir 85% orang yang mempunyai faktor resiko dapat terhindar dari stroke bila menyadari dan mengatasi faktor resiko tersebut sejak dini.
Badan kesehatan dunia memprediksi bahwa kematian akibat stroke akan meningkat seiring dengan kematian akibat penyakit jantung dan kanker kurang lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta di tahun 2030.
Di Amerika Serikat tercatat hampir setiap 45 detik terjadi kasus stroke, dan setiap 4 detik terjadi kematian akibat stroke. Pada tahun 2010, Amerika telah menghabiskan $ 73,7 juta untuk menbiayai tanggungan medis dan rehabilitasi akibat stroke.
Secara normal darah mengangkut oksigen dan nutrisi untuk sel – sel otak. Tanpa aliran darah , sel otak akan cepat mati. Setiap detik 32.000 sel otak yang tidak mendapat suplai oksigen akan mati.
Apa Itu Stroke
Stroke merupakan suatu penyakit defisit neurologis yang bersifat mendadak. Penyebabnya adalah gangguan pada aliran pembuluh darah di otak. beberapa hal yang dapat menyebabkan terganggunya aliran darah di otak antara lain adalah terbentuknya sumbatan pada pembuluh darah ( stroke iskemik ) maupun pecahnya pembuluh darah (stroke perdarahan), yang sama – sama dapat menyebabkan aliran suplai darah ke otak terhenti dan muncul gejala kematian jaringan otak.
Saat ini bukan hanya gejala kelemahan tubuh saja yang menjadi fokus utama tetapi bisa saja terkena gangguan pada fungsi kognitif seperti lupa mendadak, gelap satu mata, pusing, bicara pelo / cadel mendadak, gangguan menelan, kesemutan seluruh badan mendadak, gangguan keseimbangan mendadak.Stroke dapat menyebabkan gangguan baik fisik maupun emosional seseorang.
Apa Saja Faktor Resiko Terjadinya Stroke
Beberapa faktor resiko terjadinya stroke , antara lain :
A. Yang dapat dimodifikasi (diubah), seperti
  1 Merokok
  2 Alkohol
  3 Diabetes
  4 Hiperlipidemia (hiperkolesterol)
  5 Obesitas
  6 Penyakit Hipertensi yang tidak terkontrol dengan obat
    
B Yang tidak dapat dimodifikasi, seperti
  1 Komorbid dengan penyakit jantung (penyakit jantung koroner)
  2 Stenosis arteri karotis
  3 Penyakit anemia sel sabit
  4 Usia lanjut
  5 Pengguna obat –obatan anti pembekuan darah
  6 Memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi yang kronis (jangka waktu lama)
  7 Memiliki riwayat gangguan pembuluh darah
  8 Memiliki riwayat fibrilasi atrium
  9 Memiliki riwayat gangguan pembekuan darah
  10 Riwayat Stroke sebelumnya
 
Saat ini yang cukup memprihatinkan adalah meningkatnya kasus-kasus stroke pada usia muda yang diakibatkan tingkat stress yang tinggi dan kebiasaan pola hidup yang kurang sehat seperti sering mengkonsumsi makanan siap saji yang cukup banyak dan kurangnya olahraga.
Apa Itu TIA/ Stroke “mini”?
TIA merupakan suatu stroke yang berlangsung sesaat dan tidak menyebabkan gejala sisa apapun. Gejala berlangsung kurang dari 24 jam sehingga fungsi otak yang terganggu dapat kembali normal. Namun, TIA yang berulang dapat menyebabkan terbentuknya bekuan darah yang sewaktu-waktu dapat menyebar ke seluruh tubuh lewat pembuluh darah. Sekitar 1 dari 5 orang yang pernah mengalami TIA akan mengalami serangan stroke dalam waktu kurang lebih 3 bulan.  TIA harus diwaspadai sebagai kondisi kegawatdaruratan sebab tidak ada jaminan akan sembuh dan fungsi akan kembali normal. Oleh karena itulah meskipun gejala sudah menghilang tetapi tetap harus dicek kembali di RS karena tidak ada bedanya dengan penanganan stroke.
Kenali Segera Gejala Khas Stroke ( “Warning Sign” )
Perlu diingatkan lagi untuk gejala pada penderita stroke tidak hanya kelemahan tubuh saja yang menjadi fokus utama tetapi bisa terjadi gangguan pada fungsi kognitif yang bersifat mendadak, seperti
  • Mendadak mati rasa, kesemutan dan kelemahan pada wajah, tangan, atau   kaki,  pada satu sisi tubuh atau seluruh tubuh
  • Mendadak kebingungan, lupa mendadak, sulit berbicara ataupun sulit mengerti
  • Mendadak muncul masalah penglihatan pada satu atau kedua mata (penglihatan ganda, penglihatan gelap)
  • Mendadak kesulitan berjalan, dan kehilangan keseimbangan tubuh
  • Mendadak pusing berat tanpa sebab yang jelas  
Kita dapat mengenali gejala stroke dengan mudah dengan menggunakan tes FAST, merupakan sebuah singkatan yang terdiri dari
F ace — cek muka mereka, apakah saat tersenyum akan terlihat sudut mulut yang turun
A rms — dapatkah mengangkat kedua tangan, ataukah ada tangan yang lemah
S peech — apakah lancar berbicara dan dapat dimengerti, atau terdengar cadel
T ime — segera hubungi Rumah sakit terdekat. Semakin cepat maka Semakin baik
Kenali STROKE dengan FAST dan bertindak “FAST” (cepat) !
Tangani Stroke Dengan Cepat
Banyak persepsi yang salah dalam mengenal stroke, misalnya saat mengalami gejala stroke ada beberapa orang melakukan penusukan pada ujung – ujung jari menggunakan jarum dengan harapan akan mendapat kesembuhan. Namun bila hal tersebut dilakukan malah akan terjadi sebaliknya, dengan menusukkan jarum maka akan menyebabkan nyeri yang dapat memicu terjadinya kenaikan tekanan darah dan memperburuk keadaan stroke.
Ada juga yang memberikan ramuan – ramuan tradisional yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit dan menghilangkan gejala stroke, namun ada beberapa ramuan yang dapat menyebabkan gangguan pembekuan darah yang bila diberikan pada penderita stroke perdarahan akan memperburuk keadaannya. Oleh karena itu sebaiknya dihindari pemberian ramuan atau obat – obatan tradisional sebelum diketahui dengan pasti apakah stroke iskemik ( sumbatan ) atau stroke perdarahan.
“Waktu adalah Otak” itulah semboyan yang harus diingat oleh setiap orang, semakin cepat mendiagnosis dan mengobati maka tidak hanya menyelamatkan hidup tetapi dapat memulihkan keadaan semakin cepat.
Oleh karena itu semua maka sebaiknya bila muncul gejala stroke harus segera dibawa ke Rumah Sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan secepat mungkin untuk dapat mencegah terjadinya perburukan keadaan.
Tujuan dalam penatalaksaan stroke iskemik adalah menghancurkan dan menghilangkan bekuan darah yang terbentuk dan menghalangi aliran darah ke otak.
Untuk kasus perdarahan biasanya penatalaksaan hanya konservatif dan beberapa kasus membutuhkan penatalaksanaan dengan teknik operasi. Tujuan dalam penatalaksaan stroke perdarahan adalah menghentikan perdarahan secepatnya dan  menyingkirkan gumpalan darah yang terjadi di otak sehingga tidak terjadi penumpukan darah yang dapat memicu terjadinya peningkatan tekanan dalam otak.Beberapa indikasi untuk dilakukan tindakan operasi antara lain :
  1. Cukup luas dan terletak di pinggir
  2. Masuk ke ruang ventrikel
  3. Terjadi pada usia muda
  4. Terdapat kelainan arteri vena (Arteriovenous Malformation)
Apa Yang Dapat Dilakukan Untuk Mencegah Terjadinya Stroke
Stroke merupakan suatu hasil akhir yang dari suatu proses faktor resiko, oleh karena itu dalam pencegahan sebaiknya kita menitik beratkan pada menjaga , mencegah, dan mengatasi faktor resiko.
Sebagai contohnya adalah :
  1. Memperbaiki keadaan hiperlipidemi, dengan cara memperbaiki pola makanan dan meningkatkan aktifitas fisik (olahraga teratur), dapat pula dibantu dengan obat – obatan seperti golongan statin simvastatin, atorvastatin, dlsb) , atau kombinasi statin& antiplatelet (Pravastatin & Acetylsalisilic Acid (Novosta®) , dan lain sebagainya.
  2. Menghentikan konsumsi rokok
    Jangan menganggap remeh tentang pentingnya berhenti merokok. Untuk berhenti merokok tidak peduli sejak kapan mulai merokok, atau berapa banyak merokok.  Semakin cepat berhenti merokok maka akan menurunkan resiko stroke
  3. Menghentikan konsumsi alkohol
  4. Mengurangi obesitas dengan menurunkan berat badan sesuai berat badan ideal dan olahraga teratur
  5. Jika mempunyai penyakit diabetes, harus mengkonsumsi obat – obat diabetes teratur dan menjaga pola makan serta olahraga teratur
  6. Jika mempunyai penyakit hipertensi, harus mengkonsomsi obat – obatan hipertensi teratur sehingga dapat menjaga tekanan darah stabil
  7. Teratur berolahraga dan mengkonsumsi makanan sehat dan kaya nutrisi
  8. Rutin memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan
  9. Cegah kondisi stress
Masih Adakah Harapan Sembuh Dari Stroke
Stroke dapat sembuh sempurna atau tidak tergantung pada
Jenis stroke     : sumbatan atau perdarahan
Lokasi stroke
Besar atau kecilnya lesi
Faktor resiko
Bila lokasi di otak mengenai bagian – bagian yang sangat penting dan lesi cukup luas seperti pada batang otak maka prognosis kesembuhannya akan lebih buruk. Demikian juga jika stroke disertai dengan adanya fibrilasi atrium di jantung maka kemungkinan besar akan terjadi stroke berulang. Semakin faktor resiko tidak tertangani dengan baik maka prognosis akan semakin buruk.
Sebaliknya jika lokasi stroke di otak tidak mengenai bagian yang sangat penting dan luas lesi kecil dengan faktor resiko yang tertangani dengan baik maka stroke dapat sembuh sempurna
Oleh karena itu sebaiknya bila kita menemui gejala stroke maka sedini mungkin kita harus memeriksakan diri ke Rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan secepatnya, dan hindari persepsi yang salah mengenai stroke.
Bagaimana Menghadapi Kehidupan Setelah Mengalami Stroke
Banyak tantangan baru yang akan muncul setelah mengalami stroke, oleh karena itu jangan pernah menyerah dalam menghadapi tantangan tersebut. Marilah kita alami setiap pengalaman baru dari sisi yang berbeda.
Baik penderita yang selamat dari stroke maupun keluarganya akan mengalami sedikit kekuatiran saat kembali ke rumah. Para perawat khusus akan kuatir meninggalkan penderita tersebut sendirian saat di rumah, kuatir akan terjadi serangan stroke kembali dan lain sebagainya. Oleh karena itu sangat membutuhkan dukungan dari keluarga dan pihak tenaga medis sebagai tim.
Para penderita stroke yang selamat akan mengalami kesulitan dan keterbatasan saat melakukan aktifitas sehari – hari yang berdampak kepada hubungan, keintiman baik dalam pekerjaan maupun hobi. Oleh karena itu, mulailah mencari banyak manfaat , masukan dan saran dari kumpulan para penderita lain yang selamat dari stroke, perawat khusus dan para dokter profesional.
Para penderita yang selamat dari stroke dapat kembali bekerja bila sudah mengalami banyak perbaikan. Harus memulai hidup sehat dan menghindari semua faktor resiko yang ada.
Paska Stroke dapat meliputi :
  1. Farmakoterapi (obat-obatan ) 
    Tujuan pemberian obat adalah untuk mengurangi faktor resiko dan mencegah terjadinya serangan stroke berulang.
  2. Fisioterapi  ( Rehabilitasi )
    Tujuan Rehabilitasi ini adalah untuk mempercepat terjadinya pemulihan dan membantu mengurangi kecacatan yang terjadi. Fisioterapi ini tergantung pada tingkat kecacatan yang ditimbulkan akibat stroke
Rehabilitasi Stroke
Di AS, penderita stroke mencapai 700.00 dan hampit dua pertiganya membutuhkan rehabilitasi. Meskipun Rehabilitasi tidak menyembuhkan penyakit namun rehabilitasi sangat dibutuhkan untuk mencapai kondisi mandiri dan meningkatkan kualitas hidup. Begitu pula di Indonesia, saat ini begitu banyak korban akibat stroke yang mengalami gangguan dalam fungsi sehari-hari. Mari kita kenali beberapa hal yang dapat membantu kita pulih dari serangan stroke.
Apa sih Rehabilitasi paska stroke??
Banyak yang merasa bahwa rehabilitasi adalah sesuatu yang sia-sia namun, kita perlu pemahaman yang jelas mengenai tujuan dan apa saja yang dilakukan saat rehabilitasi.
Tujuan utama dari rehabilitasi stroke adalah mengembalikan status fungsional pasien,agar bisa mandiri sesuai kemampuan yang masih ada. Pasien diharapkan mampu melakukan kembali aktivitas sehari-hari seperti perawatan diri sendiri, kegiatan rumah tangga dan aktivitas sosialnya secara mandiri atau dengan bantuan minimal dengan menggunakan kemampuan diri yang masih ada.
Tujuan rehabilitasi ini dicapai melalui pendekatan pasien secara holistik oleh Tim Rehabilitasi. Tim rehabilitasi ini terdiri dari :
  • Dokter Spesialis Kedokteran Fisik & Rehabilitasi (SpKFR , dahulu disebut Dokter Rehabilitasi Medik).
  • Terapi fisik (fisioterapi)
  • Terapi okupasi
  • Terapi wicara
  • Konseling psikologi
  • Petugas sosial medis
Kapan harus dimulai rehabilitasi?
Pasien stroke sebaiknya mulai dikonsulkan ke dokter spesialis rehabilitasi (SpKFR) sejak hari pertama mulai perawatan di RS.
Hasil apa saja yang diharapkan dalam proses rehabilitasi
Perawatan bersama dengan Tim Rehabilitasi sejak awal bertujuan sebagai berikut:
Pada fase awal (akut) terutama adalah pencegahan komplikasi yang ditimbulkan akibat tirah baring (bedrest ) lama, seperti :
  1. Mencegah ulkus dekubitus (luka daerah yang punggung/pantat yang selalu mendapat tekanan saat tidur)
  2. Mencegah penumpukan sputum (dahak) untuk mencegah infeksi saluran pernapasan
  3. Mencegah kekakuan sendi
  4. Mencegah atrofi otot (pengecilan massa otot)
  5. Mencegah hipotensi ortostatik, osteoporosis dll.
Pada fase lanjut (rehabilitasi)
  1. Meminimalkan gejala sisa (sequelae) dan kecacatan akibat stroke
  2. Memaksimalkan kemandirian dalam perawatan diri dan aktivitas sehari-hari
  3. Kembali ke pekerjaan (back to work) sehingga diharapkan dapat berperan aktif dalam kehidupan seperti sedia kala
Terapi rehabiltasi untuk stroke
Kecacatan yang ditimbulkan tergantung pada bagian mana yang mengalami kerusakan akibat stroke, dan seberapa luas kerusakan tersebut. Secara umum kecacatan yang timbul dapat dikelompokkan menjadi 5 , antara lain :
  1. Kelumpuhan atau gangguan mengatur gerakan (motorik)
  2.  Gangguan perasa (sensorik) , termasuk nyeri
  3.  Gangguan bahasa (aphasia)
  4.  Gangguan berpikir atau daya ingat (memori)
  5.  Gangguan emosi.
Untuk dapat mengatasi masalah-masalah diatas tersebut maka kita dalam proses rehabilitasi paska stroke akan melakukan terapi secara holistik dan variasi, seperti terapi fisik, terapi okupasi, terapi wicara, konseling dan bimbingan rohani. Mari kita kenali terapi apa saja yang dilakukan saat rehabilitasi
Apa itu Terapi Fisik? Atau yang lebih dikenal dengan fisioterapis, merupakan bagian dari Tim Rehabilitasi Medik yang berperan dalam melatih pasien dengan gangguan postur, gangguan gerak dan masalah otot.
Tugas fisioterapis adalah :
  1. Membantu pasien dalam melakukan exercise atau manipulasi otot sesuai dengan masalah pasien, misalnya latihan penguatan otot, hydrotherapy, latihan keseimbangan dan koordinasi, latihan peregangan otot dll.
  2. Membantu pasien mengatasi masalah otot dengan alat-alat fisioterapi atas instruksi dokter SpKFR
Apa itu Terapi Okupasi? Adalah bagian dari Tim Rehabilitasi Medik yang berperan dalam:
  1. Membantu pasien melakukan gerakan motorik halus.
  2. Melatih pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti misalnya pindah dari duduk ke berdiri, mandi,berpakaian,makan dll.
  3. Melatih pasien melakukan gerakan adaptif dengan berbagai alat bantu.
  4. Membantu pasien dalam proses kembali bekerja (back to work).
Apa itu Terapi Wicara? Adalah bagian dari Tim Rehabilitasi Medik yang berperan dalam:
  1. Membantu pasien untuk berkomunikasi untuk membantu komunikasi misalnya dengan latihan pengucapan kata (artikulasi) atau komunikasi dengan alat bantu.
  2. Membantu pasien dengan gangguan menelan (disfagia) dengan latihan / maneuver khusus untuk mempermudah proses menelan.
Konseling Psikologi
  1. Membantu memberikan support mental bagi pasien saat pasien mengalami depresi.
  2. Melakukan tes intelektual (tes IQ) bila diperlukan.
Petugas Sosial Medis
  1. Melakukan evaluasi tempat tinggal dan pekerjaan pasien dan memberikan edukasi untuk mengatur tempat tinggal yang mempermudah pasien melakukan aktivitas sesuai kondisi pasien.
  2. Membantu mencarikan donatur bila ada pasien yang memerlukan biaya.
  3. Apabila diperlukan, membantu pasien untuk mendapatkan ketrampilan sesuai dengan kondisi pasien, agar dapat digunakan untuk mata pencaharian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar