Chondromalacia patella
Pengertian
Chondromalacia patella adalah sindroma yang disebabkan karena adanya tekanan
yang terjadi secara berulang ulang pada lutut sehingga menyebabkan terjadinya
peradangan dan pelembekan pada cartilago dibawah patella (mangkok lutut)
Penyebab dari cedera ini adalah pronasi telapak kaki.ketidakstabilan oleh
karena tempurung lutut berputar dari sisi kesisi. Bagian dibawah
tempurung lutut ini harus dalam keadaan licin seperti kelereng yang berada
dibawah celah femoral (celah pada tulang paha). Pada saat patela tertarik kesamping,
patela ini akan saling bergesekan dengan chondyle paha sehingga menjadi kasar
seperti amplas singga menimbulkan gejala patella chondromalasia.Tanda dan gejala
·
Nyeri lutut depan atau dibawah tempurung lutut.
* Kadang kadang terdapat riwayat cedera atau perpindahan yang berulang.
* Gejala diperburuk oleh aktivitas atau naik tangga atau berdiri setelah lama duduk.
* Lutut dapat lepas kadang kadang membengkak,lutut kadang terperangkap tapi tidak benar – benar terkunci.
* Pengecilan kuadrisep, ada cairan dalam lutut.
* krepitus saat menggerakkan lutut
* Kadang kadang terdapat riwayat cedera atau perpindahan yang berulang.
* Gejala diperburuk oleh aktivitas atau naik tangga atau berdiri setelah lama duduk.
* Lutut dapat lepas kadang kadang membengkak,lutut kadang terperangkap tapi tidak benar – benar terkunci.
* Pengecilan kuadrisep, ada cairan dalam lutut.
* krepitus saat menggerakkan lutut
Sprain ligamen collateral medial
Pengertian
Sprain ligamen colateral medial adalah cedera pada ligamen yang disebabkan oleh karena kaki bagian bawah yang terlalu dipaksa untuk bergerak menyamping ( cedera valgus ).
Anatomi lutut
Lutut terdiri dari dua persendian yang berada didalam satu kapsul sendi, yaitu sendi tibiofemoral dan sendi patelofemoral. Sendi tibiofemoral dibentuk oleh condylus femoralis lateralis dan medialis yang berbentuk cembung dengan tibia plateu yang berbentuk cekung. Sendi patelofemoral dibentuk oleh facies patelaris tulang femur dengan tulang patella.
Osteokinematika pada sendi lutut adalah memungkinkan gerakan kearah fleksi dan ekstensi pada bidang sagital dengan lingkup gerak sendi fleksi yaitu antara 120º sampai 130º bila hip pada keadaan fleksi penuh, bila pada dalam keadaan ekstensi penuh maka dapat mencapai fleksi 140º. Sedangkan untuk gerakan ekstensi lutut lingkup gerak sendi antara 0º sampai 10º.
Otot penggerak sendi lutut, untuk gerakan fleksi lutut adalah m. biceps femoris caput longum disarafi n. tibialis, m. biceps femoris caput brevis disarafi n. peroneus, m. semi membranosus disarafi n. tibialis, m. sartorius disarafi n. femoralis, m. gracillis disarafi n. obturatorius dan m. popliteus disarafi n. tibialis. Sedang otot penggerak ekstensi lutut adalah m. vastus intermedius disarafi n. femoralis, m. vastus medialis disarafi n. femoralis dan m. vastus lateralis disarafi n. femoralis.
Tingkatan sprain
- Sprain ringan / tingkat 1 :
Lutut hanya mengalami kerusakan pada urat ligamennya. Terjadi rasa sakit,
pembengkakan kecil, sedikit perdarahan tetapi tidak terjadi leksitas
abnormal.
- Sprain sedang / tingkat 2 :
Dimana terjadi kerusakan ligamen yang cukup lebih besar tetapi tidak
sampai terjadi putus total.Rasa sakit/nyeri,bengkak terjadi perdarahan
yang lebih banyak dan kenyataan yang sering terjadi adalah hilangnya
stabilitas lutut.
- Sprain tingkat 3 : Sprain
lutut yang parah pada tingkatan ini ligamen pada lutut mengalami putus
secara total dan lutut tidak dapat digerakkan.
- Nyeri terasa bila
menggerakkan tungkai bawah kesamping.
- Bengkak dan radang pada
seluruh bagian dalam lutut.
- Sedikit perdarahan tetapi tidak terjadi leksitas abnormal
Osteoporosis
Osteoporosis adalah gangguan yang sangat umum
mempengaruhi tulang. Pada pasien dengan osteoporosis, tulang mulai kehilangan
mineral dan dukungan balok, meninggalkan kerangka rapuh dan rentan terhadap
patah tulang. Sekitar 80 persen penderita osteoporosis adalah perempuan. Hal
ini sebagian karena massa
tulang mereka umumnya kurang dari pria, dan wanita cenderung hidup lebih lama
daripada pria.
Patah tulang disebabkan oleh osteoporosis telah
menjadi sangat mahal. Setengah dari semua patah tulang yang terkait dengan osteoporosis.
Seseorang dengan patah tulang pinggul memiliki kesempatan 20 persen dari
kematian akibat patah tulang dalam waktu enam bulan karena kondisi medis
komplikasi seperti pneumonia. Banyak orang yang memiliki patah tulang
osteoporosis yang terkait dengan meluangkan banyak waktu di rumah sakit dan di
rehabilitasi. Sering kali, mereka perlu meluangkan waktu di sebuah panti jompo.
APAKAH OSTEOPOROSIS?
Osteoporosis berarti “tulang berpori”
Hal ini terjadi ketika tulang kehilangan kalsium
Anda terlalu banyak dan menjadi lemah. Hal ini sangat sulit untuk mendeteksi
secara klinis dan biasanya ditemukan hanya setelah patah tulang terjadi, atau
jika seseorang menunjukkan ketinggian berkurang atau humping dari belakang,
atau menderita nyeri punggung rendah.
Seseorang dengan osteoporosis memiliki tulang
yang rapuh dan rapuh. Tulang-tulang rapuh dapat mematahkan sangat mudah dengan
slip atau jatuh yang sederhana atau bahkan tanpa cedera sama sekali.
Baik pria maupun wanita bisa menderita
osteoporosis, tetapi paling sering terjadi pada wanita setelah menopause
(ketika periode bulanan berakhir).
Apa Penyebab Osteoporosis?
Tulang adalah jaringan hidup. Ketika kita masih
muda, setiap hilangnya tulang mudah diganti. Pada sekitar usia 30, tulang kita
adalah mudah diganti. Namun, seperti yang kita usia, tulang kurang dibuat dan
tulang lebih hilang.
Setelah menopause pasokan tubuh Anda menurun
estrogen dan laju pengeroposan tulang meningkat lebih jauh. Inilah sebabnya
mengapa pasca-menopause perempuan lebih mungkin untuk menderita osteoporosis.
FAKTOR RISIKO TERMASUK:
• Non-kekerasan Fraktur• Menopause dini sebelum usia 45
• Seorang anggota keluarga dekat Anda yang menderita osteoporosis
• Underweight atau gizi
• Merokok / Minum terlalu banyak alkohol
• Tidak berolahraga banyak atau tidak mampu bergerak untuk jangka waktu yang panjang
• Tidak cukup kalsium atau vitamin D
• Beberapa penyakit / obat-obatan
BAGAIMANA MENGETAHUI JIKA PASIEN MEREKA
MEMILIKI OSTEOPOROSIS?
Osteoporosis dapat dengan mudah dideteksi melalui
prosedur rasa sakit disebut dual-energi x-ray absorptiometry (DEXA). Tes ini
mengukur kerapatan atau solidness tulang, dikenal sebagai densitas mineral
tulang atau BMD.
Ini menggunakan balok, tipis terlihat dosis
rendah sinar-X melalui daerah bunga (biasanya tulang belakang lumbar dan
pinggul) melalui dua aliran energi.
Membaca adalah berasal dan disajikan sebagai
satuan-satuan gram per cm. ini akan memberitahu kita apakah ada osteoporosis
apapun.
APA PENCEGAHAN / PERAWATAN PILIHAN?
Pencegahan:
•Latihan
•Obat
• Kalsium / Vitamin D Tambahan
•Obat
• Kalsium / Vitamin D Tambahan
Pengobatan:
• Hormon Replacement Therapy (HRT)
Tinggi risiko dengan penggunaan jangka
panjang:
•Modulator reseptor estrogen selektif (SERMS)• Bifosfonat
Carpal Tunnel Syndrome
2. Etiologi
Terowongan carpal yang sempit selain dilalui oleh nervus medianus juga dilalui oleh beberapa tendon flexor. Setiap kondisi yang mengakibatkan semakin padatnya terowongan ini dapat menyebabkan terjadinya penekanan pada nerves medianus sehingga timbul carpal tunnel syndrome.
Carpal tunnel syndrom dapat dibagi menjadi dua yaitu akut dan kronis, namun pada sebagian kasus etiologinya tidak diketahui ( idiopatik ), terutama pada penderita lanjut usia. Selain itu gerakan yang berulang-ulang pada pergelangan tangan dapat menambah resiko carpal tunnel syndrom.
Pada keadaan lain lain nerves medianus dapat terjebak juga di carpal tunnel itu. Secara sekunder, carpal tunnel sindrom dapat timbul pada penderita dengan osteoartitis, diabetes mellitus, miksedema, akromegali, atau wanita hamil. Etiologi lain pada kasus carpal tunnel sindrom antara lain: (1) Herediter (nuropati herediter yang cenderung menjadi pressure palsy), (2) Trauma (dislokasi, fraktur colles atau hematom pada lengan bawah, sprain pergelangan tangan, trauma langsung pada pergelangan tangan, pekerjaan dengan gerakan mengetuk atau flexi dan ekstensi pergelangan tangan yang berulang, (3) Infeksi (tenosinovitis, tuberculosis), (4) Metabolik (amiloidesis, gout), (5) Endokrin (terapi estrogen dan androgen, diabetes mellitus, kahamilan). (6) Neoplasma (Kista ganglion, lipoma, infiltrsi metastase, mieloma) (7) Penyakit kolagen vaskuler ( artitis rematoid, polimialgia reumatika), (8) Degenerasi (osteoartitis), (9) Tumor.
3. Patologi
Carpal tunnel syndrom dapat dikategorikan menjadi dua yaitu akut dan kronis.
4. Tanda dan gejala
a) Gangguan sensorik
Pada tahap awal gejala umumnya berupa gangguan sensorik saja. Gejala awal biasanya adalah parestesia, kurang merasa (numbness) atau rasa jari seperti terkena aliran listrik (tingling) pada jari dan setengah sisi radial jari, walaupun kadang-kadang dirasakan mengenai seluruh jari, keluhan parestesia biasanya lebih menonjol di malam hari. Gejala lainya adalah nyeri ditangan yang juga dirasakan lebih memberat di malam hari sehingga sering membangunkan penderita dari tidurnya. Rasa nyeri umunya agak berkurang bila penderita memijat atau menggerak-gerakan tanganya atau dengan meletakan tanganya pada posisi yang lebih tinggi. Nyeri juga akan berkurang bila penderita lebih banyak mengistirahatkan tanganya. Bila penyakit berlanjut rasa nyeri dapat bertambah berat dengan frekuensi serangan yang semakin sering bahkan dapat menetap. Kadang-kadang nyeri dapat terasa sampai kelengan atas dan leher, sedangkan parestesia umumnya terbatas di daerah distal pergelangan tangan. Dapat pula dijumpai pembengkakan dan kekakuan pada jari-jari tangan dan pergalangan tangan terutama di pagi hari. Gejala ini akan berkurang setelah penderita menggunakan tanganya. Hiperetesia dapat dijumpai pada daerah yang implus sensoriknya diinervasi oleh nevus medianus.
b) Gangguan motoris
Pada tahap lebih lanjut penderita mengeluh jari-jarinya menjadi kurang terampil misalnya saat atau memungut benda-benda kecil. Kelemahan pada tangan juga sering dinyatakan dengan keluhan adanya kesulitan yang penderita sewaktu menggenggam. Pada penderita CTS ini pada tahap lanjut dapat dijumpai atrofi otot-otot thenar dan otot-otot lainya yang diinervasi oleh nervus medianus.
5. Komplikasi
Komplikasi dari CTS adalah atrofi otot-otot thenar, kelemahan otot-otot thenar, dan ketidak mampuan tangan untuk melakukan aktifitas.
6. Prognosis Gerak dan Fungsi
Pada kasus idiopatik biasanya mempunyai gejala-gejala yang timbul hilang dalam beberapa bulan atau tahun, namun rasa tidak enak pada pada malam hari lebih menonjol dan timbul secara progresif sehingga sangat mengganggu penderita. Progresitifitasnya lebih lebih sering bila ada penyakit yang mendasari seperti atrofi. Bila hanya ada kelainan sensorik yang dijumpai kelainan ini bersifat reversible. Tapi bila sudah ada kelainan motorik maka kesembuhanya akan lebih lama, bahkan bias bersifat inkomplit walaupun telah memperoleh terapi yang adekuat.
7. Diagnosis Banding
Diagnosis dari carpal tunnel sindrom antara lain (1) Cervical radiculopati yang biasanya keluhan berkurang bila diistirahatkan dan bertambah bila leher digerakan. Distribusi gangguan sensorik sesuai dermatomnya, (2) Pronator teres syndrom yaitu keluhan lebih menonjol pada rasa nyeri di telapak tangan karena cabang nernes medianus ke telapak tagan tidak melalui carpal tunnel, (3) de Quervein Syndrom, tenosinovitis dari tendon musculo abductor pollicis longus dan ekstensor pollicis brevis, biasanya akibat adanya gerakan tangan yang repetitive. Gejalanya adalah rasa nyeri dan nyeri tekan pada pergelangan tangan di dekat ibu jari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar